• 12 Jul, 2025

AS Kerahkan Kapal Selam Nuklir Berserta 154 Rudal Tomahawk ke Indo-Pasifik

AS Kerahkan Kapal Selam Nuklir Berserta 154 Rudal Tomahawk ke Indo-Pasifik

AS kerahkan kapal selam nuklir dengan 154 rudal Tomahawk ke Indo-Pasifik sebagai sinyal militer terhadap China di tengah ketegangan geopolitik kawasan.

AS Kerahkan Kapal Selam Nuklir Bersenjata 154 Rudal Tomahawk untuk Gertak China

Washington, D.C. – Amerika Serikat kembali menunjukkan kekuatan militernya di kawasan Indo-Pasifik dengan mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir yang dilengkapi 154 rudal jelajah Tomahawk. Langkah ini dipandang sebagai sinyal tegas terhadap China di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, khususnya menyangkut isu Taiwan dan aktivitas militer Beijing di Laut China Selatan.

Dalam laporan yang dirilis Stars and Stripes, kapal selam kelas Ohio tersebut merupakan bagian dari kekuatan strategis Amerika yang mampu menghadirkan efek gentar bagi lawan. Dengan kapasitas membawa ratusan rudal Tomahawk, kapal selam ini berpotensi menjadi alat serangan presisi dari bawah permukaan laut. “Kapal selam kelas Ohio memiliki kapabilitas untuk meluncurkan rudal-rudal jelajah jarak jauh dari lokasi tersembunyi,” tulis laporan tersebut.

Rudal Tomahawk sendiri dikenal sebagai salah satu sistem persenjataan paling mematikan dalam arsenal militer AS. Dengan jangkauan sekitar 2.400 kilometer, rudal ini mampu menyerang sasaran strategis di darat dengan akurasi tinggi. Versi terbarunya, Tomahawk Block IV, memiliki kemampuan penargetan ulang selama penerbangan dan pengiriman data real-time ke pusat komando, memberikan fleksibilitas dalam menghadapi dinamika medan perang.

Pengerahan kapal selam ini bukanlah aksi tunggal. Bersamaan dengan itu, AS juga mengirimkan tiga kapal induk bertenaga nuklir, yakni USS Carl Vinson, USS Theodore Roosevelt, dan USS Ronald Reagan, ke wilayah Asia. Langkah ini disebut-sebut sebagai respons terhadap dinamika politik di Taiwan, yang baru saja menggelar pemilu dan dimenangkan oleh Partai Progresif Demokratik (DPP) yang dikenal pro-kemerdekaan. Beijing sendiri menentang keras kemenangan DPP dan terus mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

“Kemenangan DPP dalam pemilu Taiwan telah meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan langkah militer dari Beijing. Kehadiran armada AS di wilayah tersebut merupakan pesan bahwa Washington siap menjaga stabilitas,” demikian dilansir dalam analisis militer oleh Defense News.

Lebih dari sekadar unjuk kekuatan, pengerahan ini juga merupakan bagian dari strategi modernisasi militer AS. Pentagon berencana mempersenjatai kapal selamnya dengan versi terbaru dari rudal Tomahawk yang mampu menargetkan kapal bergerak. Versi “Maritime Strike” dari rudal ini memiliki sistem pemandu canggih untuk melacak dan menghancurkan kapal musuh secara efektif.

Langkah strategis ini turut diperkuat dengan kerja sama aliansi AUKUS (Australia, Inggris, dan AS). Australia, misalnya, telah mengumumkan pembelian lebih dari 200 rudal Tomahawk dari AS sebagai bagian dari peningkatan kemampuan serangan jarak jauh untuk menghadapi pengaruh militer China.

Dengan eskalasi kehadiran militer di kawasan, Amerika Serikat menegaskan komitmennya dalam menjaga keamanan dan keseimbangan kekuatan di Indo-Pasifik. Pengerahan kapal selam nuklir yang dilengkapi rudal Tomahawk bukan hanya soal demonstrasi kekuatan, tetapi juga upaya membangun pengaruh dan menjaga stabilitas di tengah kompetisi geopolitik yang kian intens. ***

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.