• 12 Jul, 2025

Begini Cara Menegur Anak Laki-laki dan Perempuan, Ternyata Tak Bisa Disamakan

Begini Cara Menegur Anak Laki-laki dan Perempuan, Ternyata Tak Bisa Disamakan

Pelajari cara menegur anak laki-laki dan perempuan secara tepat berdasarkan psikologi agar lebih efektif, tanpa menyakiti hati dan membangun kedekatan.

Jakarta - Menegur anak merupakan bagian penting dalam proses pendidikan di rumah, tetapi pendekatan yang digunakan tidak bisa disamakan antara anak laki-laki dan perempuan. Dalam praktiknya, banyak orang tua memperlakukan keduanya dengan cara yang seragam, padahal perbedaan biologis dan psikologis menuntut pendekatan yang berbeda. Hal ini bukan sekadar kepercayaan turun-temurun, melainkan didukung oleh penelitian dan pengalaman para pakar parenting.

Anak laki-laki merespons lebih baik terhadap teguran yang dilakukan secara personal, tenang, dan tidak mempermalukan mereka. Pendekatan seperti membisikkan nasihat di telinga kiri, memeluk, dan mengusap bagian belakang kepala diyakini mampu menenangkan dan menyalurkan emosi anak laki-laki secara sehat. Psikolog anak dan keluarga, Dra. Ratih Ibrahim, M.M., menjelaskan bahwa “sentuhan fisik dalam suasana tenang dapat mengaktifkan hormon oksitosin, yang menurunkan ketegangan dan mendorong keterbukaan emosi pada anak laki-laki.”

Sebaliknya, anak perempuan lebih peka terhadap pendekatan emosional yang melibatkan komunikasi verbal dan kontak mata. Nasihat yang disampaikan sambil menatap matanya, disertai pelukan, elusan lembut di kepala, dan ungkapan kasih sayang secara verbal akan membantu anak perempuan merasa dihargai dan didengarkan. Menurut psikolog perkembangan anak Dr. Seto Mulyadi, M.Psi., “Anak perempuan pada umumnya lebih responsif terhadap komunikasi afektif, dan pendekatan penuh empati seperti ini memperkuat rasa aman mereka.”

Secara biologis, perbedaan hormon antara anak laki-laki dan perempuan turut memengaruhi cara mereka mengekspresikan dan menerima emosi. Anak laki-laki cenderung memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi, yang membuat mereka lebih aktif secara fisik dan sulit menyampaikan perasaan dengan kata-kata. Sebaliknya, anak perempuan dengan kadar estrogen lebih tinggi memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk mengekspresikan diri secara verbal dan menjalin koneksi emosional.

Hal ini selaras dengan temuan dalam psikologi perkembangan yang menunjukkan bahwa otak anak laki-laki dan perempuan berkembang dengan irama berbeda, khususnya dalam area pengolahan bahasa dan emosi. Anak laki-laki sering mengekspresikan tekanan emosional melalui tindakan fisik, sementara anak perempuan lebih mudah mengungkapkan melalui kata-kata dan ekspresi wajah.

Penting bagi orang tua untuk menyesuaikan cara menegur dengan keunikan masing-masing anak. Sebab, teguran yang tidak tepat justru dapat menimbulkan perasaan terancam, malu, atau bahkan pemberontakan. Namun, jika disampaikan dengan pendekatan yang sesuai, teguran bisa menjadi sarana membangun kedekatan emosional dan mengajarkan nilai-nilai kehidupan secara lembut.

Sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Seto Mulyadi, “Teguran yang disampaikan dengan kasih sayang akan lebih diterima oleh anak, dibandingkan dengan kemarahan atau ancaman. Anak pun belajar bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar, bukan sesuatu yang harus ditakuti.”

Dengan memahami perbedaan ini, orang tua bisa mengasuh anak-anak mereka dengan lebih empatik dan efektif. Cara menegur yang tepat bukan hanya menghindarkan dari konflik, tetapi juga menjadi kesempatan emas untuk membentuk karakter anak sejak dini.

(*)

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.