• 12 Jul, 2025

Bolehkah Makan Mi Instan dengan Nasi? Ini Kata Dokter Gizi

Bolehkah Makan Mi Instan dengan Nasi? Ini Kata Dokter Gizi

Kombinasi mi instan dan nasi sering dikonsumsi, tapi apakah aman? Simak penjelasan dokter gizi soal risiko kesehatan dari kebiasaan ini.

Tangerang, Banten - Mi instan dan nasi adalah dua makanan pokok yang sangat akrab di lidah masyarakat Indonesia. Keduanya mudah didapat, cepat disiapkan, dan memberi rasa kenyang yang instan. Namun, di balik kepraktisan itu, muncul pertanyaan penting: apakah aman mengonsumsi mi instan bersamaan dengan nasi?

Kebiasaan mencampur mi instan dengan nasi memang sudah lama menjadi praktik umum di banyak rumah tangga, terutama saat kebutuhan praktis dan hemat lebih diutamakan. Namun, ahli gizi klinis Dimas Erlangga Luftimas, Sp.GK, M.Kes memberi peringatan mengenai potensi dampaknya. “Mi instan itu tinggi karbohidrat, nasi juga tinggi karbohidrat. Kalau digabung, kalorinya bisa sampai 750 kalori sekali makan,” ungkap Dimas, Rabu (15/5/2025).

Kalori yang tinggi dari kombinasi dua sumber karbohidrat ini berpotensi menumpuk dalam tubuh jika tidak dibarengi dengan aktivitas fisik yang cukup. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, resistensi insulin, bahkan meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.

Dimas juga menambahkan bahwa tubuh hanya membutuhkan satu sumber karbohidrat dalam satu waktu makan. Menambahkan lebih dari satu akan menimbulkan surplus energi yang tidak semuanya dapat dibakar menjadi tenaga, sehingga disimpan menjadi lemak. “Kelebihan kalori dari makan mi dan nasi bisa membuat tubuh menyimpan energi dalam bentuk lemak,” ujar Dimas.

Tak hanya karbohidrat, mi instan juga mengandung kadar natrium yang tinggi. Jika dikonsumsi terlalu sering, asupan garam berlebih ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti hipertensi dan kerusakan pembuluh darah. Risiko tersebut akan meningkat jika konsumsi mi instan tidak diimbangi dengan asupan nutrisi lain seperti protein, vitamin, dan serat.

Pola konsumsi yang seimbang tetap menjadi kunci utama menjaga kesehatan. Menurut Dimas, mi instan dan nasi masih boleh dikonsumsi, namun tidak disarankan secara bersamaan, apalagi dalam frekuensi tinggi. “Yang terpenting adalah mengatur pola makan seimbang dan menghindari kebiasaan konsumsi berlebihan dari satu jenis zat gizi tertentu,” tambahnya.

Dengan begitu, masyarakat tetap dapat menikmati mi instan atau nasi sebagai bagian dari pola makan harian, selama dikonsumsi secara bijak dan disesuaikan dengan kebutuhan energi tubuh. Keseimbangan, variasi, dan moderasi menjadi prinsip dasar yang harus selalu diingat dalam setiap keputusan makan.

(*)

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.