• 14 Jul, 2025

Deretan Kasus Pertamina yang Viral di Tahun 2025: Dugaan Skandal Korupsi dan Masalah BBM yang Mengejutkan Hingga Kini Jadi Sorotan Publik

Deretan Kasus Pertamina yang Viral di Tahun 2025: Dugaan Skandal Korupsi dan Masalah BBM yang Mengejutkan Hingga Kini Jadi Sorotan Publik

Kasus viral Pertamina 2025: Dugaan korupsi, masalah BBM, dan dampaknya terhadap kepercayaan publik Indonesia.

Jakarta - Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh gejolak bagi PT Pertamina, salah satu perusahaan BUMN terbesar di Indonesia, yang terjerat dalam deretan kasus viral yang mengejutkan publik. Dugaan skandal korupsi yang melibatkan ratusan triliun rupiah dan masalah kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang meresahkan konsumen, membawa perusahaan ini ke tengah sorotan tajam dari berbagai pihak. Kasus-kasus ini tidak hanya mengguncang dunia energi, tetapi juga mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan energi nasional.

Dugaan Skandal Korupsi: Blending BBM Jadi Sorotan Utama

Salah satu kasus yang paling menyita perhatian adalah dugaan skandal korupsi dalam praktik pemalsuan kualitas BBM oleh PT Pertamina Patra Niaga. Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap adanya dugaan pemalsuan Pertalite (RON 90) yang dicampur (blended) menjadi Pertamax (RON 92), yang kemudian dijual dengan harga lebih tinggi. Tindakan ini berisiko merugikan konsumen sekaligus merusak integritas perusahaan yang semestinya mengutamakan transparansi dalam setiap operasinya. Kejagung menilai bahwa dugaan korupsi ini mengakibatkan kerugian negara yang mencapai Rp193,7 triliun. Investigasi menyatakan bahwa praktik ini berlangsung sejak tahun 2018 hingga 2023.

Beberapa pejabat tinggi PT Pertamina Patra Niaga yang terlibat dalam kasus ini dan telah ditetapkan sebagai tersangka adalah:

  • Riva Siahaan - Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga

  • Haryanto Kurniawan - Kepala Departemen Operasional BBM PT Pertamina Patra Niaga

  • Aswin Nugroho - Kepala Divisi Pengadaan PT Pertamina Patra Niaga

  • Mohammad Riza Chalid - Pengusaha Minyak yang diduga memiliki hubungan dekat dengan sejumlah pejabat Pertamina

Mereka saat ini sedang menjalani penyelidikan dan dihadapkan pada kemungkinan tuduhan korupsi yang besar. Selain itu, sejumlah pengusaha minyak lainnya juga disebut terlibat dalam skema ini, memperburuk citra Pertamina di mata publik.

Dugaan Insiden BBM Tercampur Air: Konsumen Jadi Korban

Di luar dugaan korupsi, masalah teknis terkait kualitas BBM yang beredar di masyarakat juga menjadi sorotan. Beberapa insiden yang melibatkan dugaan pencampuran air ke dalam BBM Pertalite dan Pertamax terjadi di beberapa SPBU, menambah panjang daftar masalah yang dihadapi Pertamina. Salah satu insiden pertama yang dilaporkan terjadi di SPBU Malang pada 12 April 2025. Seorang konsumen mengeluhkan kualitas Pertamax yang diduga tercampur air. Insiden ini menarik perhatian banyak pihak, meskipun hanya melibatkan satu laporan dari 440 transaksi di SPBU tersebut. Namun, kasus ini memperlihatkan kelemahan dalam pengawasan kualitas BBM yang dijual kepada masyarakat.

Tidak lama setelahnya, kasus serupa terjadi di SPBU Klaten pada 8 April 2025, di mana Pertalite yang dijual di sana juga tercampur air, menyebabkan beberapa kendaraan rusak. Pihak Pertamina segera menghentikan sementara penyaluran BBM di SPBU tersebut dan melakukan evaluasi terhadap prosedur pengawasan kualitas BBM.

Meskipun pihak Pertamina meminta maaf dan menawarkan kompensasi kepada konsumen yang dirugikan, insiden ini memunculkan kekhawatiran yang lebih besar mengenai kualitas BBM yang dijual oleh perusahaan BUMN terbesar di Indonesia.

Tindakan Pemerintah dan Respon Pertamina

Setelah beragam insiden ini muncul ke permukaan, berbagai pihak mulai mendesak Pertamina untuk bertanggung jawab penuh atas kerugian yang ditimbulkan, baik dari sisi ekonomi maupun reputasi. Kejaksaan Agung terus melakukan penyelidikan lebih dalam terhadap kasus dugaan korupsi dan penyalahgunaan BBM, berharap dapat mengungkap lebih banyak pihak yang terlibat dan memberikan sanksi tegas.

Pihak Pertamina, dalam hal ini, melalui Direktur Utama Simon Aloysius Mantiri, mengeluarkan pernyataan resmi yang meminta maaf kepada masyarakat dan berjanji untuk memperbaiki sistem manajemen dan pengawasan mereka. Perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan transparansi operasional dan menjaga kualitas produk agar tidak merugikan konsumen.

Dampak Jangka Panjang: Mengembalikan Kepercayaan Publik

Deretan kasus viral yang melibatkan PT Pertamina ini jelas meninggalkan dampak yang besar, baik dalam segi ekonomi maupun sosial. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas dan integritas perusahaan ini kini berada di titik yang sangat rendah. Oleh karena itu, perbaikan dalam sistem tata kelola perusahaan dan transparansi operasional sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa masalah serupa tidak terulang di masa depan.

Masyarakat Indonesia yang mengandalkan BBM sebagai salah satu kebutuhan utama berharap agar Pertamina dapat memberikan solusi konkret untuk mengembalikan kepercayaan mereka. Dengan adanya tindak lanjut yang tegas terhadap para pelaku korupsi serta perbaikan yang nyata dalam pengawasan distribusi BBM, Pertamina diharapkan dapat memulihkan citranya sebagai penyedia energi yang aman, bersih, dan terpercaya.

Penting bagi PT Pertamina untuk menunjukkan komitmennya dalam memperbaiki sistem operasional mereka agar lebih transparan dan berfokus pada kepentingan publik. Sebagai perusahaan negara yang mengelola sektor energi vital, Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga integritasnya dan memberikan layanan yang berkualitas kepada masyarakat. ***

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.