• 12 Jul, 2025

Fakta Diamnya Najwa Shihab: Bukan Politik, Tapi Duka

Fakta Diamnya Najwa Shihab: Bukan Politik, Tapi Duka

Najwa Shihab bungkam bukan karena politik atau tekanan, melainkan karena kehilangan suami tercinta, Ibrahim Assegaf, yang wafat pada 20 Mei 2025.

Jakarta - Keheningan Najwa Shihab selama beberapa bulan terakhir sempat memicu pertanyaan publik. Sosok jurnalis kritis yang biasa bersuara lantang mengenai berbagai isu nasional, mendadak senyap. Banyak yang bertanya-tanya, apakah ia memilih diam karena tekanan politik atau karena menjalin kedekatan dengan penguasa baru? Namun kenyataannya jauh dari semua spekulasi itu. Diamnya Najwa Shihab ternyata karena duka yang amat dalam atas kepergian sang suami tercintanya, Ibrahim Sjarief Assegaf.

Ibrahim, seorang advokat senior dan tokoh hukum yang disegani, meninggal dunia pada Selasa, 20 Mei 2025 pukul 14.29 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta Timur. Kabar duka ini pertama kali dikonfirmasi oleh pihak keluarga dan disampaikan kepada publik. Beliau meninggal karena stroke, terjadi pendarahan di otak, tulis keterangan resmi yang beredar.

Kepergian sang suami bukan sekadar kehilangan pasangan hidup. Ibrahim adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup Najwa, sosok yang selama ini lebih memilih berada di balik layar publik namun memberikan pijakan kuat bagi istri yang berdiri di garis depan pemberitaan. Dalam setiap sorot kamera dan debat tajam, ada ketenangan yang menopang Najwa dari rumah.

Beberapa waktu sebelum kabar duka ini tersiar, media sosial sempat diramaikan oleh pertanyaan “Mbak Nana ke mana?” Banyak netizen mempertanyakan mengapa Najwa Shihab tidak bersuara mengenai pengesahan RUU TNI dan dinamika politik terbaru di awal pemerintahan Prabowo-Gibran. Najwa Shihab pun ikut jadi sasaran. Warganet menagih tanggapan dari presenter Mata Najwa terkait isu aktual tentang UU TNI dan isu penting lainnya. Sayangnya, hingga kini ia belum bersuara.

Kini, jawaban itu menemukan tempatnya. Bukan karena berpihak. Bukan karena diam demi kekuasaan. Tapi karena sedang berduka.

Banyak tokoh menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Ibrahim. Ulil Abshar Abdalla, cendekiawan Nahdlatul Ulama, “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Suami Mbak Nana (Najwa Shihab), Mas Ibrahim Assegaf, wafat hari ini. Saya mengenalnya sebagai pribadi yang tenang, cerdas, dan sangat saleh. Semoga Allah SWT menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya.” Ucapan serupa datang dari pejabat negara, jurnalis, dan masyarakat luas.

Ibrahim Sjarief Assegaf bukan sekadar suami dari Najwa Shihab. Ia adalah profesional di bidang hukum yang pernah menjabat sebagai direktur di perusahaan hukum terkemuka. Kariernya fokus pada penyelesaian sengketa, restrukturisasi perusahaan, dan konsultasi keuangan. Sepanjang hayat, ia menjaga jarak dari sorotan media dan memilih jalan sunyi yang berpengaruh.

Kini, dalam keheningan yang menyelimuti Najwa, publik justru diingatkan pada pentingnya ruang privat dalam kehidupan figur publik. Kesedihan yang dialaminya adalah bentuk paling manusiawi dari seorang yang biasa kita lihat kuat dan lantang.

Diamnya Najwa Shihab bukan bentuk pengkhianatan terhadap idealisme. Tapi bentuk penghormatan pada cinta, kehilangan, dan proses berduka yang layak kita hargai bersama.

(*)

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.