• 12 Jul, 2025

Gelombang PHK Global Mei 2025: Microsoft, Panasonic, hingga Google Pangkas Ribuan Pekerja

Gelombang PHK Global Mei 2025: Microsoft, Panasonic, hingga Google Pangkas Ribuan Pekerja

Ribuan karyawan diberhentikan pada Mei 2025 oleh raksasa teknologi seperti Microsoft, Google, dan Panasonic sebagai bagian dari efisiensi dan fokus pada AI.

Jakarta - Mei 2025 mencatat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terbesar dalam industri teknologi global sejak pandemi. Microsoft menjadi sorotan utama setelah mengumumkan pengurangan sekitar 7.000 karyawan, setara dengan 3% dari tenaga kerja globalnya. Langkah ini bukan semata efisiensi, tetapi bagian dari strategi agresif untuk menyokong investasi besar dalam kecerdasan buatan (AI).

Dalam laporan yang dirilis oleh The New York Post, Microsoft menyasar perampingan pada posisi manajemen menengah dan pegawai non-teknis, seraya memberlakukan larangan perekrutan ulang selama dua tahun terhadap pegawai yang diberhentikan karena kinerja buruk. Business Insider menyebut kebijakan ini sebagai bentuk “pembubaran lapisan manajemen” demi struktur organisasi yang lebih datar dan gesit. Economic Times menambahkan, “Microsoft layoffs: Tech giant trims fat to feed AI growth—6000 jobs gone, here’s who’s out, who’s safe.”

Tren yang sama terjadi di Google. Raksasa teknologi ini juga mengumumkan PHK terhadap ratusan karyawan dari divisi Platforms & Devices, yang meliputi Android, Pixel, dan Chrome. “Tech layoffs 2025: Google, Microsoft and more continue to fire employees,” tulis India Today, menyoroti bahwa Google mengikuti langkah serupa demi efisiensi dan fokus pada AI.

Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, juga tidak luput. Sekitar 3.600 pegawai mereka diberhentikan, setara 5% dari total tenaga kerja. Menurut Economic Times, kebijakan ini bagian dari “upaya menciptakan struktur organisasi yang lebih ramping dan efisien.”

Di luar ranah teknologi, perusahaan multinasional seperti Siemens dan HP pun ikut memangkas tenaga kerja. Siemens melepas sekitar 5.600 karyawan, terutama dari divisi otomasi dan pengisian daya kendaraan listrik. Sementara itu, HP mengumumkan pemangkasan sekitar 2.000 posisi dalam kerangka program restrukturisasi bertajuk “Future Now.”

Tak ketinggalan, Blue Origin dan Salesforce juga melakukan pemutusan kerja. Blue Origin mencatat lebih dari 1.000 posisi teknik yang terdampak, sedangkan Salesforce memangkas jumlah serupa walaupun tetap membuka lowongan untuk posisi terkait AI. Ini menunjukkan bahwa PHK bukanlah akhir dari rekrutmen, melainkan bentuk seleksi ulang sumber daya yang sesuai arah baru perusahaan.

Economic Times mencatat, hingga April 2025, terdapat sekitar 45.656 PHK dari 234 perusahaan teknologi di seluruh dunia. Ini berarti rata-rata 439 pekerja kehilangan pekerjaan setiap hari di sektor teknologi. “Tech layoffs: Google, Microsoft, Meta among companies leading 2025 layoffs,” tulis media tersebut.

Fenomena ini mencerminkan transformasi besar di dunia usaha. Perusahaan kini berupaya menghilangkan inefisiensi demi adaptasi terhadap disrupsi teknologi seperti AI. Strategi ini diproyeksikan menciptakan nilai lebih dalam jangka panjang, tetapi meninggalkan pertanyaan besar mengenai dampak sosial jangka pendek bagi para pekerja.

Gelombang PHK global Mei 2025 bukan sekadar berita buruk. Ia adalah cermin pergeseran arah industri teknologi—dari pertumbuhan luas ke pertumbuhan berkualitas tinggi, dari kuantitas ke kecanggihan. Namun, seperti setiap perubahan besar dalam sejarah industri, keberhasilan jangka panjang akan ditentukan oleh cara perusahaan mengelola transisi ini secara etis dan manusiawi.

(*)

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.