Jakarta – Ketegangan di kawasan Indo-Pasifik kembali meningkat setelah laporan terbaru menyebutkan bahwa China telah mengoperasikan enam kapal induk super. Langkah ini memicu kesiagaan tinggi dari Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), yang menganggap penguatan militer Beijing sebagai ancaman langsung terhadap stabilitas regional.
Menurut laporan yang dikutip dari Reuters, pengerahan kapal-kapal induk tersebut menandai langkah strategis China dalam memperluas pengaruh maritimnya. Keenam kapal induk super ini dikabarkan memiliki kemampuan tempur canggih, termasuk peluncuran pesawat tempur dan sistem radar yang modern. Peningkatan ini disebut-sebut mampu mengubah keseimbangan kekuatan laut secara signifikan.
Sementara itu, pihak Angkatan Laut AS meningkatkan patroli dan latihan bersama dengan sekutu-sekutunya di wilayah Laut China Selatan dan Pasifik Barat. Seorang juru bicara militer AS menyatakan bahwa mereka terus memantau perkembangan tersebut dan siap merespons setiap potensi eskalasi.
Langkah Beijing ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengamat geopolitik. Mereka menilai bahwa modernisasi armada laut China bukan hanya upaya pertahanan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk mendominasi jalur perdagangan utama dunia.
Dalam cuplikan video yang dirilis oleh Reuters, terlihat aktivitas intens di dek kapal induk, termasuk arahan dari petugas dek penerbangan yang mengenakan seragam kuning. Adegan tersebut memperlihatkan kesiapan operasional yang tinggi, menggambarkan bahwa armada ini bukan hanya simbol kekuatan, tetapi siap digunakan dalam situasi genting.
Dengan latar ketegangan yang terus membara, para analis memperingatkan bahwa kawasan Indo-Pasifik bisa menjadi titik panas baru dalam rivalitas militer global. Pemerintah-pemerintah di kawasan pun mulai menyusun ulang kebijakan luar negeri mereka untuk menghadapi kemungkinan perubahan dinamika strategis di perairan tersebut.
(*)