Heboh! Ide Liar Ahmad Dhani: Naturalisasi Pemain Duda untuk Cetak Generasi Emas Timnas

Jakarta – Ahmad Dhani kembali membuat heboh. Kali ini, musisi sekaligus anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Gerindra itu mengusulkan ide yang tak biasa dalam rapat kerja bersama Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. 

Ia menyarankan agar pemain sepak bola asing yang sudah berusia di atas 40 tahun dan berstatus duda dinaturalisasi, lalu dijodohkan dengan perempuan Indonesia. 

Menurutnya, strategi ini bisa menciptakan keturunan berbakat yang kelak memperkuat Timnas Indonesia.

Kenapa tidak kita naturalisasi pemain bola berusia 40 tahun yang duda, lalu kita carikan jodoh perempuan Indonesia? Nanti anaknya bisa menjadi pesepakbola berbakat, ujar Ahmad Dhani. 

Pernyataannya sontak mengundang tawa di dalam forum, termasuk dari Erick Thohir.

Tak berhenti di situ, Dhani juga menyinggung konsep poligami dalam Islam sebagai bagian dari usulannya. 

Ia menyebut bahwa jika pemain yang dinaturalisasi beragama Islam, maka mereka bisa menikah dengan lebih dari satu perempuan Indonesia. 

Kalau dia Muslim, bisa punya istri empat, ujarnya. 

Pernyataan ini semakin memicu reaksi beragam dari peserta rapat.

Gagasan ini muncul dalam diskusi mengenai program naturalisasi pemain keturunan yang sedang dijalankan PSSI. 

Saat ini, federasi sepak bola nasional tengah mengurus proses kewarganegaraan Emil Audero Mulyadi, Dean Ruben James, dan Joey Mathijs Pelupessy demi memperkuat skuad Garuda di kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Namun, Ahmad Dhani menawarkan perspektif berbeda—alih-alih hanya merekrut pemain siap pakai, ia mengusulkan mencetak generasi baru melalui jalur pernikahan.

Tak hanya itu, Ahmad Dhani bahkan menyebut bahwa ide ini bisa mulai dianggarkan pada tahun 2026. Ia menyoroti potensi mendatangkan pemain dari negara-negara seperti Arab Saudi, Aljazair, dan Maroko untuk menjalankan konsep ini. 

Kita bisa mendatangkan mereka, menikahkan dengan perempuan Indonesia, dan anak-anak mereka nanti bisa memperkuat timnas, lanjutnya.

Meski terdengar unik, usulan ini menuai berbagai reaksi. Beberapa pihak menganggapnya sekadar candaan, sementara yang lain melihatnya sebagai pendekatan out-of-the-box dalam membangun sepak bola Indonesia. 

Naturalisasi pemain asing memang bukan hal baru, tetapi memadukannya dengan konsep regenerasi melalui pernikahan dan poligami adalah sesuatu yang belum pernah dipertimbangkan secara serius.

Di sisi lain, Erick Thohir dan PSSI saat ini lebih fokus pada pengembangan talenta lokal melalui akademi sepak bola dan pembinaan usia dini. 

Strategi naturalisasi yang dijalankan pun lebih diarahkan kepada pemain yang sudah siap tampil, bukan untuk membangun generasi baru dalam jangka panjang.

Apakah ide ini hanya sekadar guyonan atau bisa menjadi diskusi yang lebih luas? Yang jelas, pernyataan Ahmad Dhani kembali menyoroti pertanyaan besar dalam sepak bola nasional: bagaimana cara mencetak generasi emas yang mampu membawa Indonesia bersaing di panggung dunia? ***