• 12 Jul, 2025

IHSG Melemah ke 7.166, Konflik Iran-Israel Bayangi Pasar dan Dorong Aksi Risk-Off Investor

IHSG Melemah ke 7.166, Konflik Iran-Israel Bayangi Pasar dan Dorong Aksi Risk-Off Investor

IHSG anjlok ke 7.166 di tengah memanasnya konflik Iran–Israel dan lonjakan harga minyak. Simak analisis lengkap sektor terdampak, saham potensial, dan strategi aman!

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 7.166,06 pada akhir perdagangan hari ini, turun 38,31 poin atau 0,53 persen dibanding penutupan sebelumnya di 7.204,37. Pelemahan ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap eskalasi geopolitik global, terutama konflik Iran–Israel yang memanas.

Penurunan ini terjadi serentak dengan kinerja bursa saham Asia yang juga melemah. “IHSG ditutup melemah, sejalan dengan pelemahan bursa Asia karena meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah,” tulis laporan harian analis dari MNC Sekuritas.

Dampak Konflik Iran–Israel dan Lonjakan Harga Minyak

Serangan Israel ke fasilitas militer dan nuklir Iran pada pekan ini menjadi pemicu utama gejolak pasar. Ketegangan ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas kawasan Timur Tengah, tetapi juga memengaruhi pasar energi global.

Harga minyak mentah Brent melonjak tajam hingga 14 persen pada perdagangan intraday, bahkan sempat menyentuh US$79 per barel sebelum stabil di kisaran US$75. Kenaikan harga minyak memicu spekulasi kenaikan inflasi global dan kekhawatiran gangguan rantai pasokan energi, mengingat 20 persen dari pasokan minyak dunia melewati Selat Hormuz, wilayah yang rentan konflik.

Dikutip dari MarketWatch, “Lonjakan harga minyak ini menjadi risiko baru yang dapat memicu guncangan stagflasi global jika ketegangan Iran–Israel terus meningkat.”

Tekanan pada Sektor Saham Utama

Saham-saham berkapitalisasi besar menjadi penekan utama IHSG hari ini. Saham BBRI, BBCA, dan ADRO tercatat mengalami koreksi paling signifikan. Penurunan ini disebabkan oleh aksi jual investor yang cenderung menghindari aset berisiko (risk-off) dalam situasi ketidakpastian.

Sementara itu, saham-saham energi seperti MEDC (Medco Energi), ENRG (Energi Mega Persada), dan ELSA (Elnusa) justru mencatatkan kenaikan tajam, masing-masing lebih dari 7 persen. Kinerja positif sektor energi mencerminkan rotasi investor ke saham-saham yang berpotensi diuntungkan dari lonjakan harga minyak.

Bursa Asia dan Sentimen Global

Kondisi serupa juga terjadi di bursa Asia. Indeks Nikkei di Jepang turun lebih dari 1,2 persen, Kospi Korea Selatan melemah 0,7 persen, dan Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,4 persen. Tekanan di pasar Asia memperkuat sinyal bahwa ketegangan geopolitik tidak hanya berdampak domestik, tetapi juga menyebar secara sistemik ke pasar global.

Selain saham, investor juga berbondong-bondong mengalihkan dana ke instrumen safe haven seperti dolar AS, yen Jepang, dan emas. Harga emas global naik mendekati US$2.400 per troy ounce, mencerminkan meningkatnya permintaan aset lindung nilai di tengah volatilitas.

Proyeksi dan Rekomendasi Analis

Para analis memperkirakan IHSG masih akan tertekan dalam jangka pendek jika ketegangan geopolitik tidak mereda. Sentimen negatif dari pasar global, tekanan harga komoditas, serta potensi capital outflow menjadi kombinasi risiko yang patut dicermati pelaku pasar.

“Pasar saat ini sangat sensitif terhadap berita geopolitik. Jika harga minyak terus meningkat, risiko inflasi dan pelemahan nilai tukar bisa jadi kenyataan,” ujar Ekonom Bank Permata dalam wawancara dengan Bisnis.com.

Investor disarankan untuk lebih selektif, dengan fokus pada saham-saham defensif di sektor energi dan infrastruktur, sambil menghindari sektor perbankan dan konsumsi yang lebih rentan terhadap tekanan inflasi dan pelemahan daya beli.

IHSG yang terkoreksi ke level 7.166 menandai respons pasar terhadap kekhawatiran global, utamanya konflik Iran–Israel dan dampaknya pada pasar energi. Sementara sektor energi tampil sebagai penyelamat, tekanan pada saham big cap menunjukkan bahwa pasar masih dibayangi ketidakpastian tinggi. Dalam kondisi seperti ini, kehati-hatian dan strategi defensif menjadi kunci bagi investor untuk menjaga stabilitas portofolio.

(*)

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.