• 12 Jul, 2025

Israel Gempur Iran Bertubi-tubi, AS dan Eropa Desak Teheran Tahan Diri

Israel Gempur Iran Bertubi-tubi, AS dan Eropa Desak Teheran Tahan Diri

Ketegangan Israel-Iran memuncak, tiga jenderal tewas, situs nuklir diserang. AS dan Eropa desak Iran tak membalas. Simak fakta, eskalasi, dan dampaknya di kawasan Timur Tengah dalam laporan lengkap ini.

Taheran - Serangan militer Israel ke wilayah Iran terus berlanjut dalam gelombang intens, memicu kecemasan global atas potensi perang terbuka. Di tengah eskalasi yang meningkat, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa mendesak Iran untuk menahan diri dan tidak membalas serangan.

Serangan terbaru Israel dilaporkan menargetkan pangkalan udara militer di Tabriz dan Shiraz, serta situs nuklir strategis di Natanz. Serangan presisi ini diduga menewaskan sejumlah tokoh penting militer dan ilmuwan nuklir Iran. Mengutip laporan intelijen, korban mencakup Panglima IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami, Kepala Staf Militer Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Komandan Aerospace IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, hingga ilmuwan nuklir Fereydoun Abbasi dan Mohammad Mehdi Tehranchi.

AS dan sekutunya di Eropa khawatir serangan lanjutan akan memicu konfrontasi regional lebih luas. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Friedrich Merz mendesak Iran agar tidak membalas dan “mengutamakan jalur diplomasi guna meredam ketegangan”.

Pihak Gedung Putih melalui juru bicara keamanan nasional menyatakan bahwa “Israel berhak membela diri dari ancaman eksternal”, namun Washington secara aktif melakukan diplomasi untuk mencegah eskalasi lebih jauh. Sementara itu, Inggris dan Uni Eropa menyampaikan keprihatinan terhadap korban sipil dan potensi krisis kemanusiaan bila konflik berkembang menjadi perang skala penuh.

Sebagai respons atas serangan udara yang menewaskan tokoh-tokoh strategis, Iran dilaporkan mengkaji opsi balasan militer. “Kami akan memberikan respons yang tegas dan menyakitkan kepada pelaku agresi,” kata pejabat tinggi militer Iran kepada media setempat. Meski demikian, hingga kini belum ada serangan balasan langsung dari Iran yang diumumkan secara resmi.

Eskalasi ini turut mengguncang pasar global. Harga minyak melonjak akibat kekhawatiran terhadap keamanan pasokan di Selat Hormuz, jalur ekspor utama energi dunia. Bursa saham di Eropa dilaporkan melemah 1 hingga 1,4 persen, sementara investor beralih ke aset safe-haven seperti emas dan dolar AS.

Konflik Israel-Iran yang kian membara menjadi perhatian utama diplomasi internasional. Meski belum mencapai titik konfrontasi penuh, intensitas serangan Israel dan tekanan Barat terhadap Iran memperlihatkan betapa rapuhnya stabilitas di Timur Tengah. Para analis memperingatkan, jika balasan Iran benar-benar terjadi, maka krisis bisa menjalar lebih luas, menyeret kekuatan regional dan global ke medan konflik terbuka.

(*)

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.