• 14 Jul, 2025

Jadwal Wukuf di Arafah 2025 dan Maknanya dalam Ibadah Haji

Jadwal Wukuf di Arafah 2025 dan Maknanya dalam Ibadah Haji

Wukuf di Arafah 2025 jatuh 5 Juni. Simak jadwal lengkap dan makna spiritualnya sebagai puncak ibadah haji yang wajib bagi umat Muslim.

Jakarta - Tahun 2025 akan menjadi momen penting bagi jutaan umat Muslim yang menunaikan ibadah haji. Salah satu puncak dari serangkaian ibadah tersebut, yaitu wukuf di Arafah, dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 5 Juni 2025, yang bertepatan dengan 9 Zulhijjah 1446 H. Penetapan ini menjadi perhatian utama karena wukuf merupakan rukun haji yang paling utama, yang tanpanya haji dianggap tidak sah.

Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan tanggal tersebut berdasarkan kalender Hijriah global yang telah disesuaikan dengan hasil rukyat dan hisab. Seiring penetapan ini, berbagai pihak mulai mempersiapkan diri untuk menyambut momen wukuf, baik dari sisi logistik, pelayanan kesehatan, hingga pembinaan spiritual jemaah.

Rangkaian Perjalanan Menuju Arafah

Rangkaian kegiatan menuju wukuf diawali pada 8 Zulhijjah 1446 H atau 4 Juni 2025, saat jemaah haji mulai bergerak dari Makkah ke Arafah. Perjalanan ini disebut dengan Tarwiyah, sebuah tradisi yang tetap dipertahankan oleh sebagian jemaah karena memiliki nilai spiritual dan historis tersendiri.

Setibanya di Arafah, jemaah akan menempati tenda-tenda yang telah disiapkan dan mempersiapkan diri untuk menjalani wukuf pada keesokan harinya. Suasana Arafah pada malam menjelang wukuf begitu hening dan khusyuk. Jutaan jemaah dari seluruh dunia berdiam dalam doa, muhasabah, dan pengharapan, menanti waktu terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pelaksanaan Wukuf: Momen Introspeksi dan Doa

Pada hari wukuf, 9 Zulhijjah, kegiatan dimulai dengan khutbah wukuf, yang kemudian dilanjutkan dengan salat Zuhur dan Asar secara jama' dan qasar. Jemaah dianjurkan untuk berdiam diri di Arafah sejak tergelincir matahari (zuhur) hingga terbenamnya, dalam suasana penuh doa, zikir, dan permohonan ampunan.

Wukuf bukanlah sekadar berdiam secara fisik. Ia merupakan simbol puncak spiritualitas dalam ibadah haji, saat setiap jemaah merefleksikan kehidupannya, memohon ampunan, dan memperbaharui niat serta hubungan dengan Tuhannya.

Bagi jemaah yang sedang mengalami haid atau nifas, mereka tetap diperkenankan untuk wukuf di tenda tanpa mengerjakan salat. Hal ini menegaskan bahwa inti dari wukuf adalah kehadiran dan kesadaran spiritual, bukan aktivitas ritual formal belaka.

Usai Wukuf: Berangkat ke Muzdalifah

Setelah matahari terbenam, jemaah tidak langsung kembali ke Makkah, melainkan menuju Muzdalifah untuk melaksanakan mabit, atau bermalam singkat. Di tempat ini, jemaah akan mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah di Mina keesokan harinya.

Perjalanan malam dari Arafah ke Muzdalifah menjadi tantangan tersendiri. Namun di balik kelelahan fisik, tersimpan semangat dan kesungguhan hati untuk menuntaskan rukun haji dengan sempurna.

Hari Besar Idul Adha dan Hari Tasyrik

Wukuf yang jatuh pada hari Kamis akan langsung diikuti oleh Idul Adha pada Jumat, 6 Juni 2025 (10 Zulhijjah 1446 H). Tanggal ini berpotensi menjadikan haji tahun ini sebagai Haji Akbar, sebuah istilah yang digunakan ketika hari Arafah bertepatan dengan hari Jumat, yang dalam beberapa pandangan diyakini membawa keutamaan pahala lebih besar.

Setelah itu, ibadah haji dilanjutkan dengan tiga hari tasyrik, yaitu pada 7–9 Juni 2025 (11–13 Zulhijjah), yang merupakan waktu untuk melempar jumrah dan menyelesaikan tahapan akhir haji.

Makna Spiritual Wukuf di Arafah

Wukuf di Arafah bukan hanya momen kolektif jutaan manusia berkumpul di satu tempat. Ia adalah simbol pertemuan manusia dengan dirinya sendiri dan dengan Tuhan, dalam suasana yang menggugah hati. Dalam sunyi dan panasnya padang pasir, manusia diingatkan tentang hakikat hidup, kematian, dan harapan akan ampunan.

Sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW, “Al-hajju Arafah” – haji itu adalah Arafah. Ini menegaskan bahwa inti dan puncak ibadah haji terletak pada pelaksanaan wukuf, sebagai peristiwa transendental yang hanya dapat dirasakan oleh mereka yang hadir secara lahir dan batin.

(*)

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.