Jakarta - NATO telah lama bergantung pada Amerika Serikat sebagai kekuatan utama dalam aliansi pertahanan ini.
Dengan anggaran pertahanan terbesar dan teknologi militer paling maju, AS memainkan peran dominan dalam strategi keamanan Atlantik Utara.
Namun, jika skenario keluarnya AS dari NATO benar-benar terjadi, siapa yang berpotensi mengambil alih kepemimpinan?
Beberapa negara anggota memiliki kapabilitas militer yang cukup kuat untuk mengisi kekosongan tersebut.
Berikut lima negara yang paling berpotensi menggantikan AS sebagai pemimpin NATO.
Inggris: Sekutu Kuat dengan Militer Mumpuni
Sebagai salah satu sekutu terdekat AS, Inggris memiliki anggaran pertahanan yang besar, mencapai USD 71,5 miliar.
Dengan 184.860 tentara aktif dan hampir satu juta pasukan cadangan, Inggris memiliki militer yang tangguh.
Armada pertahanannya meliputi 227 tank, dua kapal induk, enam kapal perusak, serta 113 jet tempur.
Selain itu, Inggris juga memiliki sekitar 225 hulu ledak nuklir, menjadikannya kekuatan strategis yang signifikan dalam NATO.
Prancis: Kekuatan Nuklir dengan Pengaruh Global
Prancis bukan hanya salah satu pendiri NATO, tetapi juga salah satu dari sedikit negara Eropa yang memiliki kapasitas nuklir independen.
Dengan 200.000 tentara aktif, 215 tank, 226 jet tempur, dan 11 kapal perusak, Prancis memiliki kekuatan militer yang tangguh.
Anggaran pertahanannya mencapai USD 55 miliar, dan yang lebih penting, Prancis memiliki 290 hulu ledak nuklir, menjadikannya kekuatan besar dalam aliansi.
Turki: Kekuatan Strategis di Persimpangan Eropa dan Timur Tengah
Sebagai satu-satunya negara mayoritas Muslim dalam NATO, Turki memiliki peran strategis dalam aliansi ini.
Dengan 355.200 tentara aktif, 2.238 tank, dan 201 jet tempur, Turki memiliki salah satu angkatan bersenjata terbesar di Eropa.
Anggaran pertahanannya sebesar USD 47 miliar, dan letaknya yang strategis antara Eropa dan Timur Tengah menjadikan Turki sebagai salah satu pemain utama dalam stabilitas kawasan.
Italia: Armada Laut yang Dapat Diandalkan
Italia mungkin tidak memiliki ambisi geopolitik sebesar Inggris atau Prancis, tetapi kekuatan militernya cukup signifikan.
Dengan 165.500 tentara aktif, 200 tank, dua kapal induk, dan hampir 400 helikopter, Italia memiliki kemampuan pertahanan yang solid.
Dengan anggaran USD 30,8 miliar, Italia bisa memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas Eropa.
Jerman: Kekuatan Ekonomi yang Mulai Memperkuat Militer
Jerman, yang selama ini lebih dikenal sebagai raksasa ekonomi, mulai meningkatkan anggaran pertahanannya untuk memperkuat militer.
Dengan 181.600 tentara aktif, 296 tank, 129 jet tempur, dan anggaran USD 50 miliar, Jerman kini lebih siap memainkan peran yang lebih besar dalam NATO.
Masa Depan NATO di Tengah Ketidakpastian
Selain kapabilitas militer, kepemimpinan NATO juga dipengaruhi oleh faktor politik dan diplomasi.
Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda, telah ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal NATO yang baru, menggantikan Jens Stoltenberg mulai 1 Oktober 2024.
Jika AS benar-benar keluar dari NATO, aliansi ini akan menghadapi tantangan besar. Namun, dengan kekuatan militer dari lima negara ini, NATO masih memiliki peluang untuk tetap menjadi kekuatan utama dalam menjaga keamanan global.
***