• 16 Jul, 2025

Kenali Gejala Kanker Otak: Sakit Kepala, Gangguan Penglihatan, dan Kelemahan Tubuh

Kenali Gejala Kanker Otak: Sakit Kepala, Gangguan Penglihatan, dan Kelemahan Tubuh

Waspadai tanda-tanda kanker otak seperti sakit kepala, mual, gangguan penglihatan, kejang, dan kelemahan tubuh. Deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa.

Jakarta - Kanker otak merupakan salah satu jenis kanker yang jarang terjadi namun berdampak serius. Deteksi dini menjadi kunci utama untuk meningkatkan harapan hidup penderita. Meski gejalanya sering kali menyerupai kondisi umum lainnya, memahami tanda-tanda awal sangat penting untuk mencegah keterlambatan diagnosis.

Gejala kanker otak tidak hanya muncul di area kepala, tetapi juga dapat memengaruhi mata, tangan, dan kaki. Peningkatan tekanan intrakranial akibat pertumbuhan tumor sering menjadi pemicu utama berbagai keluhan ini. Menurut American Cancer Society, “Gejala tergantung pada lokasi tumor, seberapa cepat tumor tumbuh, dan bagian otak mana yang terpengaruh.”

Sakit kepala adalah salah satu gejala paling umum dan sering kali menjadi peringatan pertama. Rasa sakit biasanya terasa tumpul, berdenyut, atau menetap, dan memburuk di pagi hari atau saat aktivitas berat seperti batuk. Selain itu, kelelahan berlebihan juga sering dialami, bahkan setelah tidur cukup. Kondisi ini terjadi karena tubuh terus-menerus mengalihkan energi untuk melawan pertumbuhan abnormal di dalam otak.

Di sisi lain, mual dan muntah yang tidak disertai gangguan pencernaan juga bisa menjadi tanda. Tumor otak dapat memengaruhi area yang mengatur refleks muntah. Selain itu, gangguan penglihatan seperti kabur, penglihatan ganda, atau munculnya bintik-bintik sering kali muncul jika tumor menekan lobus oksipital atau saraf optik.

Gangguan keseimbangan dan koordinasi motorik juga menjadi gejala yang patut diwaspadai. Ketika otak kecil atau batang otak terpengaruh, penderita mungkin sering tersandung atau menjatuhkan benda. Bahkan, mati rasa atau kelemahan pada satu sisi tubuh, termasuk tangan atau kaki, bisa terjadi akibat tekanan tumor pada lobus parietal yang mengatur fungsi sensorik.

Dalam beberapa kasus, pasien juga mengalami kejang meskipun tidak memiliki riwayat epilepsi. Hal ini disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal akibat gangguan pada jaringan otak. Tak jarang pula terjadi perubahan perilaku, gangguan memori, dan penurunan konsentrasi.

Data dari Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) pada 2022 mencatat sebanyak 5.738 kasus baru kanker otak dan sistem saraf pusat di Indonesia, dengan 5.259 kematian. Angka ini menunjukkan tingkat kematian yang tinggi, sebagian besar karena keterlambatan diagnosis dan rendahnya kesadaran masyarakat akan gejala awal.

Menumbuhkan literasi kesehatan menjadi langkah penting dalam menurunkan angka kematian akibat kanker otak. Edukasi mengenai tanda-tanda awal harus dilakukan secara masif, terutama pada kelompok usia produktif yang lebih jarang mengaitkan gejala umum seperti sakit kepala atau kelelahan dengan kondisi yang lebih serius.

Seperti disampaikan oleh The Brain Tumour Charity, “Perubahan penglihatan, kehilangan keseimbangan, dan kejang adalah gejala yang tidak boleh diabaikan.” Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala yang menetap atau memburuk, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis saraf atau onkologi.

Kanker otak memang sulit dikenali sejak dini, tetapi bukan berarti tidak bisa dicegah atau ditangani lebih baik. Kunci utamanya adalah kesadaran, literasi medis, dan kepekaan terhadap sinyal tubuh. Jangan abaikan tanda-tanda kecil yang mungkin menyimpan pesan besar untuk kesehatan Anda.

(*)

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.