Jakarta – PT Pertamina Lubricants kini menghadapi sorotan tajam publik setelah dugaan peredaran oli palsu yang melibatkan produk mereka. Kasus ini mencuat setelah beberapa pihak melaporkan temuan oli yang diduga bukan produk asli, menimbulkan kekhawatiran tentang kualitas dan keamanan kendaraan yang menggunakannya.
Tindak lanjut terhadap temuan ini sangat penting, karena berpotensi merusak reputasi Pertamina sebagai salah satu perusahaan energi terbesar di Indonesia. Menanggapi hal tersebut, pihak Pertamina Lubricants memastikan bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah untuk menyelidiki dan menangani masalah ini dengan serius.
Kepala Divisi Pemasaran PT Pertamina Lubricants, Dita Indriati, mengungkapkan bahwa perusahaan telah melakukan koordinasi dengan pihak berwajib untuk memastikan agar oli palsu yang beredar dapat segera disita dan pelaku penyelundupannya dihukum. Kami berkomitmen untuk menjaga kualitas produk kami dan mengedepankan keamanan konsumen, jelasnya.
Meski demikian, skandal ini memunculkan pertanyaan lebih besar mengenai pengawasan terhadap distribusi produk dan bagaimana peredaran barang palsu bisa masuk ke pasar. Banyak pihak mengkritik kurangnya kontrol di tingkat distributor yang memungkinkan barang tidak terdaftar dan tidak terverifikasi untuk sampai ke konsumen.
Lebih lanjut, pihak Pertamina menegaskan bahwa mereka akan terus bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memperketat pengawasan dan memitigasi potensi kerugian lebih lanjut, baik secara finansial maupun terhadap citra perusahaan. Perusahaan juga membuka ruang bagi konsumen yang merasa dirugikan untuk melaporkan kejadian serupa.
Kontroversi ini tentu menambah tantangan besar bagi Pertamina Lubricants, yang sebelumnya dikenal dengan komitmennya dalam menjaga kualitas produk. Bagi publik, kasus ini menjadi pengingat pentingnya kejelian dalam memilih produk, dan bagi perusahaan, sebuah ujian besar dalam mempertahankan kepercayaan konsumen di tengah persaingan ketat di industri pelumas. ***