• 12 Jul, 2025

Kurban Kambing Sendiri vs Sapi Patungan: Mana yang Lebih Utama?

Kurban Kambing Sendiri vs Sapi Patungan: Mana yang Lebih Utama?

Cari tahu mana yang lebih utama antara kurban kambing sendiri atau sapi patungan menurut fiqih Islam dan penjelasan Ustaz Abduh Tuasikal.

Tangerang Selatan, Banten - Menjelang Hari Raya Iduladha, umat Islam di berbagai penjuru dunia bersiap melaksanakan ibadah kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Di Indonesia, pilihan kurban kerap mengerucut pada dua opsi utama: berkurban kambing secara individu atau berpartisipasi dalam kurban sapi secara kolektif. Namun, dari sisi keutamaan, manakah yang lebih utama?

Keutamaan Ditinjau dari Jenis dan Kuantitas Kurban

Dalam fiqih Islam, para ulama telah menyusun urutan keutamaan hewan kurban berdasarkan jumlah dan kualitas dagingnya. Unta menempati posisi paling utama, disusul oleh sapi, kambing domba, kambing kacang, kurban unta kolektif, dan terakhir kurban sapi kolektif.

Namun, menurut Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal, Lc., M.Sc., keutamaan tidak semata-mata diukur dari besar kecilnya hewan. Ia menegaskan bahwa kambing sendiri lebih utama dibanding patungan sapi, karena “ibadah tersebut berasal dari individu itu sendiri secara utuh, mulai dari niat hingga penyembelihan.”

Antara Kurban Individu dan Kolektif

Secara syariat, berkurban seekor kambing secara pribadi lebih utama dibanding patungan tujuh orang untuk satu ekor sapi. Hal ini lantaran pahala dan pelaksanaan kurban menjadi milik pribadi secara utuh. Ustaz Abduh Tuasikal menjelaskan, “Seekor kambing atas nama satu orang tentu lebih utama dibanding satu ekor sapi untuk tujuh orang.”

Namun demikian, ia juga menekankan bahwa patungan tetap sah secara syar’i, terutama jika motivasinya karena keterbatasan finansial. Artinya, sah-sah saja berkurban secara kolektif, namun dari sisi pahala dan keutamaan, kurban individu tetap lebih diunggulkan.

Pertimbangan Ekonomi dan Realitas Sosial

Realitas di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua orang mampu membeli seekor kambing, apalagi sapi. Maka, kurban patungan menjadi jalan tengah yang banyak dipilih. Dalam hadis riwayat Muslim, dari Jabir bin Abdillah RA, disebutkan bahwa, “Kami menyembelih hewan kurban bersama Rasulullah SAW pada tahun Hudaibiyah, seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang.”

Hadis ini menjadi landasan bolehnya kurban kolektif. Maka, bagi mereka yang memiliki keterbatasan dana, patungan sapi tetap menjadi solusi yang valid dan berpahala.

Menyesuaikan dengan Kemampuan dan Keikhlasan

Dari penjelasan para ahli, dapat disimpulkan bahwa berkurban kambing sendiri lebih utama daripada patungan sapi dari segi ibadah individu. Namun, ini bukan berarti kurban kolektif tidak bernilai. Keikhlasan, kesungguhan, dan kemampuan finansial masing-masing individu menjadi faktor utama dalam menentukan pilihan.

Seperti yang disampaikan Ustaz Abduh Tuasikal, “Jika mampu berkurban kambing sendiri, maka itu lebih utama. Namun, jika hanya mampu dengan patungan sapi, maka itu sudah cukup dan sah.”

Kurban adalah ibadah yang penuh makna dan simbol pengorbanan. Baik itu kambing sendiri maupun sapi patungan, yang terpenting adalah niat yang lurus dan usaha maksimal dalam menjalankan perintah Allah. Dalam Islam, setiap amal dinilai dari niat dan keikhlasan. Maka, pilihan terbaik adalah yang paling sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.

(*)

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.