• 16 Jul, 2025

Microsoft Lakukan Efisiensi, PHK Massal Mencapai 6.000 Karyawan Global

Microsoft Lakukan Efisiensi, PHK Massal Mencapai 6.000 Karyawan Global

PHK Microsoft 2025, Microsoft Lakukan Efisiensi, Microsoft Pecat 6.000 Karyawan, Layoff Microsoft Global, Gabriela de Queiroz, Restrukturisasi Microsoft, Investasi AI Microsoft, Industri Teknologi PHK Massal.

Jakarta - Microsoft kembali mengambil langkah besar dalam restrukturisasi organisasinya. Sekitar 6.000 karyawan diberhentikan secara global sebagai bagian dari efisiensi internal yang disebut perusahaan sebagai upaya merampingkan struktur dan memperluas efektivitas manajerial. Jumlah ini mencakup hampir 3 persen dari total tenaga kerja Microsoft di seluruh dunia.

Langkah ini diumumkan pada 13 Mei 2025 dan langsung menyedot perhatian publik. Raksasa teknologi asal Redmond, Amerika Serikat ini, menyebutkan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan untuk menyederhanakan hierarki dan mempercepat pengambilan keputusan, sebagaimana dilaporkan Business Insider.

Dampak dari kebijakan ini terasa di berbagai lini bisnis Microsoft, mulai dari pengembangan perangkat lunak, tim kecerdasan buatan (AI), hingga manajemen produk. Bahkan di negara bagian Washington, tempat kantor pusat Microsoft berada, sekitar 1.985 karyawan dikabarkan terkena dampak PHK ini.

Salah satu nama yang cukup mengejutkan dalam daftar adalah Gabriela de Queiroz, Direktur AI untuk Startup di Microsoft, yang selama ini dikenal sebagai tokoh penting dalam pengembangan AI inklusif. Melalui akun LinkedIn-nya, Gabriela membagikan pesan menyentuh usai diberhentikan:

“No matter how hard you work, no matter the impact you create, and no matter the recognition you receive, it might not be enough. I was part of the recent Microsoft layoffs.”

Pernyataan tersebut menjadi viral dan banyak dikutip oleh media sebagai cerminan dari sisi emosional dalam kebijakan efisiensi besar-besaran ini.

Meskipun PHK dilakukan dalam skala luas, kondisi keuangan Microsoft sebenarnya masih tergolong kuat. Perusahaan mencatat pertumbuhan signifikan dalam bisnis cloud dan kecerdasan buatan. Bahkan, laporan menyebutkan bahwa Microsoft telah mengalokasikan dana lebih dari USD 80 miliar untuk memperkuat infrastruktur AI pada tahun fiskal ini.

Kebijakan efisiensi ini bukan pertama kali dilakukan oleh Microsoft. Pada Januari 2023, perusahaan juga melakukan PHK terhadap 10.000 karyawan. Tren serupa juga terjadi di perusahaan teknologi besar lainnya seperti Amazon, Google, dan Meta, yang melakukan perampingan organisasi dalam beberapa tahun terakhir untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar dan percepatan teknologi.

Namun, yang membedakan PHK kali ini adalah timing dan skala globalnya. Microsoft mengambil langkah ini justru di tengah ekspektasi besar terhadap perkembangan AI dan potensi pertumbuhan jangka panjang. Banyak yang bertanya, apakah keputusan ini murni soal efisiensi, ataukah bagian dari perubahan besar arah perusahaan menuju era dominasi AI?

Seorang eksekutif Microsoft yang enggan disebutkan namanya menyatakan kepada Business Insider bahwa hari pengumuman PHK merupakan hari yang penuh emosi. “It was a day with a lot of tears,” ujarnya singkat.

Perubahan memang selalu menjadi bagian dari industri teknologi. Namun, pertanyaan yang tertinggal di benak banyak orang adalah: dalam kecepatan mengejar masa depan, apakah perusahaan teknologi juga sanggup menjaga keseimbangan nilai-nilai kemanusiaan di dalamnya?

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.