Mohammad Reza Pahlavi adalah Shah (raja) terakhir Iran yang memerintah dari tahun 1941 hingga digulingkan oleh Revolusi Islam pada tahun 1979. Ia merupakan tokoh sentral dalam transformasi Iran menjadi negara modern, sekuler, dan beraliansi erat dengan Barat, namun juga dikritik keras karena praktik otoriternya, pelanggaran HAM, dan kesenjangan sosial yang melebar di masa kekuasaannya.
Latar Belakang dan Kenaikan Takhta
Mohammad Reza lahir pada 26 Oktober 1919 di Teheran sebagai putra dari Reza Shah Pahlavi, pendiri Dinasti Pahlavi, dan Tadj ol-Molouk. Ia mengenyam pendidikan di Swiss dan kembali ke Iran saat ayahnya turun takhta akibat tekanan dari Inggris dan Uni Soviet di masa Perang Dunia II.
Pada 16 September 1941, Mohammad Reza diangkat menjadi Shah Iran menggantikan ayahnya. Saat naik takhta, ia berusia 21 tahun dan diharapkan menjadi pemimpin transisional yang setia kepada kekuatan Sekutu.
Proyek Modernisasi dan Westernisasi
Sebagai pemimpin, Mohammad Reza berupaya memodernisasi Iran melalui program ambisius yang dikenal sebagai Revolusi Putih pada 1963. Program ini meliputi:
- Reformasi agraria
- Nasionalisasi hutan
- Modernisasi industri
- Pendidikan wajib
- Emansipasi perempuan
- Pemisahan agama dan negara secara lebih tegas
Reformasi ini didukung penuh oleh Amerika Serikat dan Barat sebagai bagian dari upaya mencegah pengaruh komunisme. Namun, proyek ini juga menciptakan resistensi dari kalangan ulama dan masyarakat konservatif, terutama karena dianggap melemahkan peran Islam dalam kehidupan publik.
Hubungan dengan Barat dan Peran Strategis
Di bawah kepemimpinannya, Iran menjadi sekutu strategis Amerika Serikat dan Israel di kawasan Timur Tengah. Ia membeli senjata canggih dari AS dan Inggris, serta menjadikan Iran sebagai benteng anti-komunisme.
Namun, hubungan erat dengan Barat, termasuk Israel, menjadi titik kritik utama. Shah dianggap terlalu bergantung pada kekuatan asing dan kehilangan sensitivitas terhadap aspirasi rakyatnya sendiri.
Represi dan Otoritarianisme
Di balik keberhasilan ekonomi dan modernisasi, rezim Mohammad Reza juga terkenal represif. Ia mendirikan SAVAK, badan intelijen rahasia yang ditakuti karena terlibat dalam penyiksaan, penghilangan paksa, hingga pembunuhan terhadap oposisi politik.
Kebebasan pers, berkumpul, dan berpolitik sangat dibatasi. Banyak tokoh oposisi, termasuk Ayatollah Khomeini, diasingkan atau dipenjarakan. Ketidakpuasan rakyat memuncak pada akhir 1970-an, dipicu oleh inflasi tinggi, korupsi, dan ketimpangan sosial yang semakin tajam.
Kejatuhan dan Pengasingan
Pada awal 1979, gelombang revolusi rakyat Iran mencapai puncaknya. Mohammad Reza Pahlavi melarikan diri ke luar negeri pada 16 Januari 1979. Ia sempat mengungsi ke Mesir, Maroko, Bahama, Meksiko, dan akhirnya ke Amerika Serikat untuk perawatan medis, yang kemudian memicu krisis penyanderaan Kedutaan AS di Teheran.
Shah meninggal dunia di Kairo, Mesir, pada 27 Juli 1980 akibat kanker limfoma. Ia dimakamkan di Masjid Al-Rifa'i, dekat makam Raja Farouk I dari Mesir.
Warisan dan Kontroversi
Mohammad Reza Pahlavi dikenang sebagai tokoh yang membangun Iran menjadi kekuatan regional modern dan membuka akses ke dunia Barat, namun juga sebagai pemimpin yang menindas kebebasan dan memicu salah satu revolusi Islam paling berdampak dalam sejarah modern.
Warisan pemerintahannya tetap menjadi sumber perdebatan: apakah ia sosok reformis yang gagal, atau diktator yang memaksakan modernitas tanpa legitimasi rakyat?
(*)