• 16 Jul, 2025

Rafael Mariano Grossi: Direktur Jenderal IAEA dan Kiprahnya dalam Diplomasi Nuklir Global

Rafael Mariano Grossi: Direktur Jenderal IAEA dan Kiprahnya dalam Diplomasi Nuklir Global

Profil lengkap Rafael Grossi, Direktur Jenderal IAEA, mencakup kehidupan, karier, pandangan, serta kontroversi dan perannya dalam menjaga keamanan nuklir internasional secara netral dan faktual.

Mengenal Sosok Bos IAEA, Rafael Mariano Grossi

Dalam dunia diplomasi nuklir yang penuh dengan kerahasiaan dan ketegangan geopolitik, nama Rafael Mariano Grossi menjadi sorotan global. Sosok ini tak hanya dikenal karena posisinya sebagai Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), tetapi juga karena peran kuncinya dalam menjaga stabilitas internasional di tengah ancaman proliferasi nuklir. Keberaniannya dalam menghadapi tekanan dari berbagai negara anggota, termasuk kekuatan besar dunia, menjadikan Grossi sebagai tokoh sentral dalam percaturan isu nuklir kontemporer.

Kepemimpinan Grossi diuji ketika berbagai konflik global memperburuk ketegangan antara negara-negara yang memiliki atau dicurigai memiliki program nuklir. Mulai dari krisis di Iran hingga ketidakpastian di Semenanjung Korea, Grossi tampil sebagai negosiator yang berupaya menyeimbangkan tuntutan transparansi dengan kepekaan politik. Ia menjadi wajah dari diplomasi yang mengedepankan verifikasi dan akuntabilitas, prinsip-prinsip yang menjadi fondasi utama IAEA sejak didirikan pada 1957.

Namun, di balik sikap tenangnya, Rafael Grossi juga menghadapi kritik dan kontroversi. Salah satu yang paling hangat adalah ketika pemerintah Iran menyatakan bahwa ia telah bertindak di luar mandatnya sebagai pengawas netral dan melarangnya mengunjungi situs nuklir tertentu. Tuduhan bahwa Grossi berpihak dalam konflik kawasan sempat mengguncang kredibilitas IAEA. Meski demikian, komunitas internasional tetap memberikan dukungan kuat terhadap integritas dan dedikasinya.

Perjalanan hidup dan karier Grossi mencerminkan dedikasi terhadap kerja multilateral, diplomasi, dan penguatan tatanan hukum internasional. Artikel ini menyajikan profil lengkap Rafael Grossi, dengan fokus pada perjalanan awal, karier, pandangan, serta dinamika yang menyertainya.

Kehidupan Awal

Rafael Mariano Grossi lahir pada 29 Januari 1961 di Buenos Aires, Argentina. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya dalam bidang ilmu politik dan hubungan internasional di Universitas Katolik Argentina. Melanjutkan pendidikannya, Grossi meraih gelar magister dan doktor dari Institut Studi Internasional dan Pembangunan di Jenewa, Swiss.

Sejak awal, Grossi menunjukkan ketertarikan mendalam pada isu-isu global, termasuk keamanan internasional dan pengendalian senjata. Ia juga dikenal sebagai peneliti yang tekun dan aktif dalam berbagai forum akademik serta lembaga kebijakan luar negeri.

Karier dan Prestasi

Karier diplomatik Rafael Grossi dimulai di Kementerian Luar Negeri Argentina, dengan penugasan di berbagai kedutaan besar dan misi tetap, termasuk di Jenewa dan Wina. Ia menjabat sebagai Wakil Tetap Argentina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional lainnya di Wina, di mana IAEA bermarkas.

Pada tahun 2010, Grossi diangkat sebagai Asisten Direktur Jenderal IAEA untuk urusan kebijakan. Dalam kapasitas ini, ia terlibat dalam sejumlah negosiasi penting, termasuk isu nuklir Iran dan Korea Utara. Pada Desember 2019, ia terpilih sebagai Direktur Jenderal IAEA, menggantikan Yukiya Amano yang wafat pada Juli 2019.

Selama masa jabatannya, Grossi memimpin berbagai misi penting, termasuk inspeksi fasilitas nuklir Ukraina setelah invasi Rusia, serta pengawasan terhadap program nuklir Iran. Ia juga memperkuat sistem verifikasi dan menekankan pentingnya transparansi serta kerja sama internasional dalam penggunaan energi nuklir secara damai.

Pandangan atau Pemikiran

Grossi dikenal sebagai pendukung kuat perjanjian non-proliferasi nuklir (NPT) dan memperjuangkan penguatan sistem inspeksi internasional. Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan bahwa IAEA bukanlah badan intelijen, melainkan organisasi teknis yang menjalankan mandat verifikasi secara objektif.

Dalam pidatonya di Konferensi Umum IAEA 2022, Grossi mengatakan, "Ketika dunia berada di tengah ketegangan besar, penting bagi kita untuk menjunjung tinggi prinsip kejujuran teknis dan profesionalisme yang menjadi landasan badan ini."

Ia juga percaya bahwa diplomasi ilmiah dapat menjadi jembatan bagi perdamaian, bahkan di tengah konflik bersenjata. Menurutnya, keterlibatan IAEA dalam zona perang seperti di Ukraina membuktikan bahwa kerja pengawasan nuklir tetap dapat berjalan dengan dukungan komunitas internasional.

Kontroversi

Salah satu kontroversi besar yang melibatkan Rafael Grossi adalah tuduhan dari pemerintah Iran yang menyebut bahwa ia telah melampaui batas mandatnya. Pada Juni 2025, Iran secara resmi melarang Grossi memasuki wilayahnya untuk melakukan inspeksi, menyusul pernyataan IAEA yang mengkritik kurangnya kerja sama Iran dalam membuka akses ke situs-situs penting.

Juru bicara parlemen Iran menuduh Grossi melakukan "pengkhianatan terhadap tugasnya" dan menuduhnya membahayakan keamanan nasional. Sebagian media di Iran menyebutnya sebagai "agen asing" atau "mata-mata Israel", meskipun tidak ada bukti resmi yang mendukung tuduhan tersebut.

Meskipun menghadapi tekanan, Grossi mendapat dukungan dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, serta pemerintah Argentina. Mereka menilai bahwa Grossi menjalankan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip IAEA dan menyerukan perlindungan terhadap keselamatan pejabat internasional.

Pengaruh dan Warisan

Rafael Grossi dinilai telah memberikan kontribusi penting dalam mempertahankan relevansi IAEA di era global yang penuh ketidakpastian. Di bawah kepemimpinannya, lembaga ini memperkuat standar inspeksi, memperluas kemitraan teknis, dan menghadapi tantangan berat seperti krisis Ukraina dan Iran.

Grossi juga dikenal sebagai tokoh yang mendorong inklusi gender dalam sains dan diplomasi nuklir. Ia meluncurkan inisiatif seperti Marie Sklodowska-Curie Fellowship untuk mendukung partisipasi perempuan dalam bidang nuklir.

Warisan terbesarnya kemungkinan terletak pada usahanya menjadikan IAEA sebagai benteng terakhir pencegah proliferasi senjata nuklir. Meski kerap berada dalam pusaran politik, Grossi terus memegang teguh prinsip netralitas, profesionalisme, dan ketekunan ilmiah.

Sebagaimana dikutip dalam wawancaranya dengan Reuters (2025), Grossi menegaskan, “Kami bukan aktor politik. Kami adalah saksi teknis. Dunia membutuhkan kami untuk mengatakan yang sebenarnya, bahkan ketika kebenaran itu sulit diterima.” ***

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.