• 14 Jul, 2025

Rahasia Posisi Berhubungan Suami Istri agar Punya Anak Laki-Laki atau Perempuan: Fakta atau Mitos?

Rahasia Posisi Berhubungan Suami Istri agar Punya Anak Laki-Laki atau Perempuan: Fakta atau Mitos?

Rahasia posisi berhubungan suami istri untuk peluang anak laki-laki atau perempuan—fakta ilmiah atau hanya mitos?

Tangerang Selatan, Banten - Keinginan memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu sering kali menjadi harapan yang tak terucap dalam banyak keluarga. Di antara doa dan harapan yang mengiringi setiap proses kehamilan, muncul pertanyaan yang tak jarang terdengar di ruang konsultasi dokter kandungan atau forum-forum keluarga muda: Benarkah posisi saat berhubungan suami istri bisa memengaruhi jenis kelamin bayi?

Meski terdengar seperti mitos yang diwariskan turun-temurun, sejumlah teori ilmiah dan penelitian medis telah mencoba mengurai benang kusut antara posisi seksual, waktu ovulasi, dan jenis kelamin calon bayi.

Biologi Menjawab: X untuk Perempuan, Y untuk Laki-laki

Dalam biologi, jawaban atas siapa yang menentukan jenis kelamin anak sebenarnya cukup sederhana. Sel telur wanita selalu membawa kromosom X. Sedangkan sperma pria membawa kromosom X atau Y. Bila sperma yang berhasil membuahi sel telur adalah pembawa X, maka anak perempuan (XX) akan lahir. Sebaliknya, jika yang menang adalah sperma Y, maka anak laki-laki (XY) akan hadir di dunia.

Namun yang membuatnya kompleks adalah bagaimana kita—secara alami—bisa memilih atau meningkatkan kemungkinan hasil dari pertemuan dua sel tersebut.

Teori Shettles: Posisi dan Waktu Adalah Kunci

Salah satu pendekatan paling populer dalam hal ini adalah Metode Shettles, dikembangkan oleh Dr. Landrum B. Shettles pada tahun 1960-an. Ia menyatakan bahwa sperma pembawa kromosom Y (laki-laki) bergerak lebih cepat namun lebih lemah dibanding sperma pembawa X (perempuan) yang lebih lambat tapi lebih tahan lama dalam kondisi asam.

“Untuk meningkatkan peluang mendapatkan anak laki-laki, lakukan hubungan sedekat mungkin dengan ovulasi dan pilih penetrasi dalam agar sperma Y mencapai sel telur lebih cepat,” tulis Shettles dalam bukunya How to Choose the Sex of Your Baby.

Sebaliknya, jika menginginkan anak perempuan, pasangan dianjurkan berhubungan beberapa hari sebelum ovulasi. Hal ini memberi keuntungan bagi sperma X yang tahan lebih lama dan dapat bertahan sampai ovulasi terjadi. Posisi seksual yang mendukung penetrasi dangkal seperti misionaris klasik juga dianggap membantu.

Waktu adalah Segalanya: Kalender Ovulasi Jadi Panduan

Kunci dari keberhasilan metode ini bukan hanya posisi, melainkan timing atau ketepatan waktu hubungan seksual dengan siklus ovulasi wanita. Ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-14 dari siklus menstruasi, namun bisa berbeda pada setiap wanita. Oleh karena itu, menggunakan kalender ovulasi atau alat prediksi ovulasi menjadi penting jika ingin mencoba metode ini.

Orgasme Wanita, pH Vagina, dan Gaya Hidup

Selain waktu dan posisi, sejumlah faktor lain juga diyakini ikut berperan. Salah satunya adalah pH (tingkat keasaman) vagina. Lingkungan yang lebih asam cenderung menguntungkan sperma X, sementara lingkungan yang lebih basa mendukung sperma Y. Orgasme wanita pun turut diperhitungkan. Ketika wanita mencapai orgasme, tubuhnya melepaskan cairan alkali yang membuat lingkungan vagina menjadi lebih ramah bagi sperma Y.

Pola makan, gaya hidup, dan bahkan frekuensi hubungan intim pun dianggap berpengaruh. Misalnya, pasangan yang berhubungan lebih jarang namun tepat waktu lebih mungkin mendapatkan anak laki-laki, menurut teori Shettles.

Fakta atau Mitos? Sains Belum Memberi Kepastian Penuh

Meskipun teori ini telah digunakan secara luas dan banyak pasangan mengaku berhasil, dunia medis masih menempatkannya dalam kategori kemungkinan, bukan kepastian.

Studi yang dipublikasikan dalam Human Reproduction tahun 1995 menyebutkan bahwa tidak ada bukti kuat yang mengaitkan posisi seksual dengan jenis kelamin bayi. Namun demikian, sebagian ahli tetap membuka ruang bagi pengaruh kecil dari timing dan kondisi biologis.

Dengan kata lain, metode-metode alami seperti Shettles bisa dianggap sebagai ikhtiar, namun bukan jaminan. Bagi mereka yang benar-benar ingin memilih jenis kelamin anak dengan presisi tinggi, hanya metode seperti IVF (in vitro fertilization) dengan teknologi Preimplantation Genetic Diagnosis (PGD) yang dapat memberikan tingkat keberhasilan mendekati 100 persen—itu pun diiringi dengan biaya tinggi dan pertimbangan etis yang kompleks.

Ikhtiar Tak Pernah Salah, Namun Terimalah Hasilnya

Pada akhirnya, apakah kita mencoba posisi tertentu, mengatur waktu berhubungan, atau mengikuti pola makan spesifik, semuanya bermuara pada satu hal: harapan.

Harapan yang tak salah untuk dimiliki, selama kita sadar bahwa hasilnya bukan di tangan kita sepenuhnya. Karena di balik kromosom X dan Y, selalu ada kehendak Yang Maha Kuasa yang menentukan siapa yang akan hadir dalam pelukan kita kelak—seorang putra atau putri, keduanya adalah anugerah. 

Posisi Berhubungan yang Disarankan

  1. Laki-laki = Doggy style, standing, rear-entry Penetrasi dalam → memperpendek jarak tempuh sperma
  2. Perempuan = Misionaris klasik, woman on top → Penetrasi dangkal → memperpanjang jarak dan memperbesar peluang sperma X

Metode Shettles (Dr. Landrum B. Shettles)

  1. Laki-laki (Y) = Lebih cepat tapi lemah, tidak tahan asam →  Penetrasi dalam (posisi doggy style/misionaris dengan bantal di pinggul) + berhubungan sedekat mungkin dengan ovulasi
  2. Perempuan (X) = Lebih lambat tapi kuat dan tahan lama →  Penetrasi dangkal (misionaris biasa) + berhubungan 2–4 hari sebelum ovulasi

Metode Whelan

  1. Laki-laki = 4–6 hari sebelum ovulasi
  2. Perempuan = 2–3 hari sebelum ovulasi

Faktor Penunjang

  1. pH Vagina:

    • Lingkungan asam → mendukung sperma X → perempuan

    • Lingkungan basa → mendukung sperma Y → laki-laki

  2. Orgasme Wanita:

    • Orgasme wanita meningkatkan pH vagina menjadi lebih basa → mendukung sperma Y → bayi laki-laki

  3. Frekuensi Hubungan Seksual:

    • Sering → cenderung perempuan

    • Jarang dan tepat waktu → cenderung laki-laki

Disclaimer: Artikel ini disusun berdasarkan informasi dari sumber-sumber medis, buku, dan publikasi ilmiah yang tersedia secara publik. Materi yang disajikan bersifat edukatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis profesional. Untuk informasi atau keputusan terkait kesehatan reproduksi, disarankan berkonsultasi langsung dengan dokter atau tenaga medis berkompeten. *

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.