Jakarta - Meskipun PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tengah diterpa kasus dugaan korupsi pembiayaan fiktif yang menyeret sejumlah pejabatnya, saham emiten pelat merah ini justru menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada perdagangan 15 Mei 2025, harga saham TLKM tercatat menguat, menandai potensi rebound teknikal setelah sebelumnya sempat jatuh ke kisaran Rp2.000-an.
Analis pasar modal, Wahyu Laksono, mengatakan bahwa saham TLKM berpotensi menguat selama tidak ada tambahan sentimen negatif yang berdampak pada fundamental perusahaan. “Buy on weakness, target price Rp2.800 sampai Rp3.300,” ujarnya.
Senada dengan itu, perusahaan sekuritas Mirae Asset menetapkan target harga baru untuk saham Telkom sebesar Rp3.200. Proyeksi ini mencerminkan valuasi EV/EBITDA tahun 2025 sebesar 4,6 kali, yang dinilai masih wajar mengingat kinerja dan posisi Telkom dalam industri telekomunikasi nasional.
Tak hanya itu, konsensus dari 22 analis pasar menunjukkan rata-rata target harga 12 bulan ke depan untuk TLKM berada di level Rp3.345. Dari seluruh prediksi tersebut, estimasi tertinggi mencapai Rp4.500 dan terendah sebesar Rp2.500. Potensi ini turut diperkuat oleh rencana buyback saham senilai Rp3 triliun yang diumumkan oleh manajemen Telkom untuk tahun ini.
Langkah buyback dinilai sebagai strategi untuk menjaga stabilitas harga saham dan meningkatkan kepercayaan investor, terutama di tengah isu hukum yang masih berjalan. Meskipun proses penyidikan kasus korupsi terus berlangsung, pelaku pasar tampaknya masih percaya pada prospek jangka panjang emiten ini.
Dengan dukungan analis dan strategi korporasi yang agresif, saham TLKM berpeluang bangkit kembali. Meski diterpa badai internal, kekuatan fundamental dan komitmen manajemen menjaga reputasi menjadi modal penting untuk menjaga kepercayaan pasar.
(*)