• 16 Jul, 2025

Serangan Israel Tewaskan Tiga Tokoh Militer Tertinggi Iran, Ketegangan Kawasan Memuncak

Serangan Israel Tewaskan Tiga Tokoh Militer Tertinggi Iran, Ketegangan Kawasan Memuncak

Serangan presisi Israel menewaskan tiga jenderal top Iran, memicu eskalasi serius di Timur Tengah. Ketegangan melonjak, AS evakuasi kedutaan, pasar minyak terguncang. Baca kronologi lengkap dan dampaknya di sini.

Teheran – Tiga tokoh militer tertinggi Iran dilaporkan tewas dalam serangan udara presisi yang dilancarkan Israel pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025. Serangan tersebut menyasar sejumlah fasilitas strategis di Teheran, Isfahan, dan Natanz. Di antara korban tewas adalah Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayor Jenderal Hossein Salami, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, serta Komandan Angkatan Udara IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh.

Serangan dilakukan dengan koordinasi intelijen tingkat tinggi dan eksekusi militer menggunakan jet tempur serta drone, menghantam lebih dari 100 target strategis dalam operasi yang diberi nama Operation Rising Lion. “This is how precise was the attack to kill the Head of IRGC in Iran. The lights are still on in the adjacent flat. From 2000 kms away. Pin point,” tulis seorang analis militer dalam unggahan yang viral di media sosial.

Pemerintah Iran mengecam serangan tersebut sebagai aksi agresi terang-terangan yang setara dengan deklarasi perang. Iran langsung merespons dengan meluncurkan lebih dari 100 drone ke wilayah Israel sebagai bentuk pembalasan awal, meskipun sebagian besar berhasil dicegat sistem pertahanan udara Iron Dome dan Arrow milik Israel.

Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa pembunuhan para pemimpin militernya adalah “serangan terhadap kedaulatan dan kehormatan nasional.” Presiden Iran memperingatkan, “Zionis telah membuka pintu neraka. Kami akan membalas dengan kekuatan penuh dan tanpa kompromi.”

Di pihak lain, pemerintah Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang operasi tersebut, tetapi pejabat pertahanan tinggi menyebut serangan ini sebagai “langkah pre-emptive untuk mengakhiri ancaman nuklir Iran secara permanen.” Laporan dari The Australian menyebut bahwa lebih dari 20 komandan IRGC dan enam ilmuwan nuklir juga tewas, termasuk Fereydoon Abbasi-Davani dan Mohammad Mehdi Tehranchi.

Situasi ini mendorong Amerika Serikat untuk mengevakuasi sebagian staf diplomatiknya dari Kedutaan Besar di Teheran, Baghdad, dan beberapa kota lain di Timur Tengah. Pentagon menegaskan bahwa AS tidak terlibat langsung dalam serangan tersebut, tetapi akan “membela sekutu dan kepentingannya di kawasan bila diserang.”

PBB, Uni Eropa, dan negara-negara Teluk menyerukan de-eskalasi secepat mungkin, khawatir akan pecahnya perang regional terbuka antara Iran, Israel, dan sekutunya. Ketegangan ini juga memicu lonjakan harga minyak dunia hingga 9%, mengingat potensi terganggunya jalur distribusi di Selat Hormuz.

Pengamat politik Timur Tengah, Dr. Karim Husseini, mengatakan bahwa ini adalah “titik balik berbahaya dalam konflik regional. Serangan yang menewaskan pucuk pimpinan militer Iran akan memicu eskalasi tanpa preseden.” Pemerintah Iran dikabarkan tengah melakukan reposisi komando cepat dan telah menunjuk Mayor Jenderal Mohammad Pakpour sebagai pengganti Salami untuk memimpin IRGC.

Seiring meningkatnya ancaman konflik terbuka, negosiasi nuklir antara Iran dan negara-negara Barat yang tengah berlangsung di Oman terancam dibatalkan, memperkecil peluang diplomasi sebagai jalan damai. Ketidakpastian geopolitik meningkat tajam, dengan efek domino yang mengancam kestabilan kawasan Timur Tengah dan keamanan global.

(*)

Redaksi MGN

Redaksi MGN

Redaksi Grahanusantara.ID (Media Graha Nusantara [MGN]) adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.