Tangerang Selatan, Banten - Serangan siber jenis Distributed Denial of Service (DDoS) kembali menghantam media daring di Indonesia. Kali ini, situs berita Graha Nusantara menjadi salah satu korban dalam gelombang serangan yang diduga terkoordinasi dan masif. Serangan tersebut menyebabkan gangguan serius pada akses situs dan memaksa tim teknis untuk mengambil tindakan darurat demi menjaga situs tetap aktif.
Menurut keterangan dari tim IT Graha Nusantara, sistem mereka berhasil mendeteksi pola serangan sebelum situs benar-benar lumpuh.
“Sistem telah mendeteksi pola serangan DDoS pada situs Media Graha Nusantara,” ujar tim IT MGN.
Untuk mengatasi hal tersebut, langkah-langkah perlindungan segera diterapkan. Fenomena serangan DDoS terhadap situs berita bukanlah hal baru. Media daring sering kali menjadi sasaran empuk karena berperan sebagai penyebar informasi yang cepat dan luas. Motif di balik serangan ini bisa beragam—mulai dari persaingan bisnis, sabotase politik, hingga aksi balas dendam siber.
Dalam konteks ini, Graha Nusantara bukan satu-satunya. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah situs berita lain juga dilaporkan mengalami hal serupa. Pola serangan DDoS terus berkembang, memanfaatkan ribuan hingga jutaan perangkat yang telah dikompromikan untuk membanjiri server dengan permintaan akses palsu. Akibatnya, server menjadi tidak stabil bahkan tumbang.
Ironisnya, semakin penting peran media sebagai penyampai informasi yang akurat dan independen, semakin besar pula tantangan digital yang harus mereka hadapi. Serangan DDoS ini bukan hanya menjadi ancaman teknis, tetapi juga bentuk serangan terhadap kebebasan pers dan akses publik terhadap informasi.
Langkah-langkah teknis seperti peningkatan sistem keamanan yang ketat kini menjadi kebutuhan mutlak. Upaya sabotase seperti ini adalah bentuk baru dari “sensor tak kasat mata” yang harus diwaspadai.
Ketika situs berita terus berjuang menjaga keandalan dan aksesibilitasnya, publik pun harus ikut peduli dan mendukung perlindungan terhadap kanal informasi yang independen. Dalam era digital ini, serangan terhadap satu media bisa menjadi ancaman bagi seluruh ekosistem informasi yang kita nikmati bersama.
Serangan serupa juga dilaporkan menimpa beberapa situs berita lainnya, seperti Fajarpos Media, Tempo dan Monitor Indonesia.
