Jakarta – Dalam setahun terakhir, Indonesia menghadapi berbagai peristiwa besar yang membentuk wacana publik. Pemilihan Presiden 2024, gelombang demonstrasi mahasiswa, proyek pemindahan ibu kota, hingga isu lingkungan dan keamanan digital menjadi perbincangan hangat. Lima isu berikut mencerminkan dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang mendominasi perdebatan publik sepanjang 2024 hingga awal 2025.
Pemilu 2024 dan Transisi Kepemimpinan
Pemilihan Umum 2024 menjadi titik balik politik Indonesia dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden. Kemenangannya yang telak membawa harapan sekaligus kekhawatiran. Beberapa kebijakan awal pemerintahannya, termasuk pemangkasan anggaran yang berdampak pada sektor pendidikan dan sosial, menimbulkan kontroversi. Di sisi lain, langkah sekutu Presiden Joko Widodo dalam mengubah aturan pemilu demi keuntungan politik keluarga semakin memperkeruh dinamika politik.
Isu ini bukan sekadar soal kemenangan dan kekuasaan, tetapi juga bagaimana masyarakat merespons perubahan kebijakan yang berdampak langsung pada kehidupan mereka. Di tengah antusiasme pendukung Prabowo, ada gelombang skeptisisme dari kelompok lain yang khawatir akan arah kebijakan pemerintah baru.
Protes Mahasiswa "Indonesia Gelap"
Ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah baru mencapai puncaknya pada Februari 2025, ketika ribuan mahasiswa turun ke jalan dalam aksi "Indonesia Gelap." Demonstrasi ini terjadi di berbagai kota, termasuk Yogyakarta, Jakarta, dan Medan.
Mereka memprotes pemangkasan anggaran yang dianggap melemahkan sistem dukungan sosial dan mengancam masa depan generasi muda. "Pemotongan anggaran ini hanya akan memperburuk ketimpangan sosial," seru seorang orator di tengah aksi. Demonstrasi ini menjadi yang terbesar sejak Agustus 2024, menandakan ketegangan yang masih terus membayangi pemerintahan baru.
Relokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara
Di tengah ketidakstabilan politik, proyek pemindahan ibu kota ke Nusantara terus berjalan. Pemerintah berambisi menjadikan Nusantara sebagai pusat pemerintahan yang modern dan berkelanjutan. Investasi dari dalam dan luar negeri mengalir deras, mempercepat pembangunan infrastruktur dasar.
Namun, tidak semua pihak setuju. Isu lingkungan, kesiapan infrastruktur, dan dampak sosial bagi masyarakat lokal masih menjadi pertanyaan besar. Banyak yang mempertanyakan apakah Nusantara benar-benar akan menjadi solusi atas permasalahan Jakarta atau justru menimbulkan masalah baru.
Polusi Udara dan Pelayanan Kesehatan
Di luar isu politik, kesehatan masyarakat menjadi perhatian utama. Riset dari Ikatan Pranata Humas Indonesia (Iprahumas) menunjukkan bahwa polusi udara adalah salah satu topik paling banyak dibicarakan di media sosial dan media mainstream, dengan sentimen negatif yang dominan.
Tidak hanya itu, pelayanan kesehatan dan penanganan COVID-19 masih menjadi sorotan. Aksi protes tenaga kesehatan terhadap RUU Kesehatan serta dugaan korupsi alat kesehatan COVID-19 semakin mengikis kepercayaan publik terhadap sistem kesehatan nasional. Dalam berbagai forum diskusi, muncul pertanyaan besar: apakah layanan kesehatan di Indonesia sudah cukup kuat untuk menghadapi tantangan masa depan?
Keamanan Siber dan Regulasi Media Sosial
Di era digital, keamanan data dan kebebasan berekspresi menjadi isu penting. Meningkatnya kasus peretasan dan penyalahgunaan data mendorong pemerintah untuk memperketat regulasi.
Namun, langkah ini tidak diterima dengan baik oleh semua pihak. Sebagian masyarakat mendukung regulasi ketat demi melindungi data pribadi, sementara yang lain khawatir bahwa kebijakan ini dapat berujung pada pembatasan kebebasan berekspresi. Diskusi mengenai batas antara keamanan digital dan hak asasi manusia pun semakin intensif.
Lima isu ini tidak hanya menjadi tren, tetapi juga mencerminkan perubahan besar dalam masyarakat Indonesia. Dari politik hingga lingkungan dan teknologi, tantangan yang dihadapi Indonesia akan terus berkembang. Bagaimana pemerintah dan masyarakat meresponsnya akan menentukan arah bangsa dalam beberapa tahun ke depan.
(*)
