Jakarta - Setelah sebulan menikmati program diskon 50 persen dari PLN, pelanggan rumah tangga kini mengeluhkan tagihan listrik yang melonjak tajam. Di media sosial, berbagai unggahan memperlihatkan tagihan yang naik hingga dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya, memicu kegaduhan warganet dan spekulasi tentang praktik perhitungan tarif yang dianggap tidak transparan.
Salah satu unggahan viral datang dari pengguna X (dulu Twitter) dengan akun @weirdsoup. Ia membagikan tangkapan layar tagihan listriknya yang menunjukkan kenaikan drastis dari sekitar Rp100.000 menjadi lebih dari Rp250.000. “Padahal pemakaian gue segitu-gitu aja loh. Tapi, tagihan naik drastis banget,” tulisnya.
Keluhan serupa diungkapkan oleh akun @saepullohgaul yang menulis, “Ini gimana PLN, masa bulan kemarin bayar Rp140.000, sekarang Rp280.000?” Ia juga mengunggah bukti tagihan yang mendukung pernyataannya.
Lonjakan tersebut terjadi pasca berakhirnya program diskon listrik 50 persen yang diberikan PLN selama Maret 2025 untuk pelanggan rumah tangga tertentu. Diskon ini bersifat sementara dan tidak dilanjutkan pada bulan April. Karena itulah, tagihan kembali ke nominal penuh—sesuai penggunaan listrik aktual.
PLN melalui akun resmi X @pln_id menjelaskan bahwa kenaikan tagihan bukan karena tarif baru, melainkan karena pemakaian pelanggan kini kembali dihitung 100 persen. “Tagihan rekening listrik yang meningkat dikarenakan pemakaian listrik pelanggan kembali dihitung 100 persen, sesuai hasil pencatatan meter oleh petugas,” tulis akun tersebut dalam tanggapannya.
Meski demikian, sebagian pelanggan merasa tidak mendapat informasi yang cukup jelas soal batas waktu diskon tersebut. Kenaikan yang datang tiba-tiba ini dianggap membuat mereka tidak siap secara finansial.
Fenomena ini menjadi pengingat akan pentingnya komunikasi publik yang proaktif saat sebuah program bantuan diluncurkan dan dihentikan. Transparansi informasi dan edukasi kepada pelanggan sangat diperlukan agar kejutan semacam ini tidak kembali terjadi di masa depan.
***
