Sosok Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno: Dari Si Doel hingga Kancah Politik
H. Rano Karno, S.IP., lahir pada 8 Oktober 1960 di Jakarta, adalah sosok yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia, baik sebagai aktor, sutradara, penyanyi, maupun politikus. Perjalanan hidupnya mencerminkan transisi dari dunia hiburan ke panggung politik, di mana ia mengukir jejak yang tak kalah signifikan.
Awal Kehidupan dan Latar Belakang Keluarga
Rano Karno tumbuh dalam keluarga yang lekat dengan dunia seni peran. Ia adalah putra dari aktor kawakan Soekarno M. Noer dan Lily Istiarti, serta saudara dari Tino Karno dan Suti Karno. Darah seni yang mengalir dalam dirinya membentuk dasar bagi perjalanan kariernya di dunia hiburan.
Pendidikan dasar Rano ditempuh di SD Van Lith Jakarta, diikuti oleh SMP Van Lith Jakarta dan SMA Negeri 6 Jakarta. Tak hanya mengandalkan pengalaman, ia juga memperdalam pengetahuannya dengan mengikuti kursus akting di Hollywood, Los Angeles, dan kemudian meraih gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan dari Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN) Jakarta.
Perjalanan di Dunia Hiburan
Karier Rano Karno di dunia hiburan dimulai sejak usia belia. Ia pertama kali muncul dalam film Malin Kundang (Anak Durhaka) pada tahun 1971. Namun, namanya mulai mencuat setelah membintangi Si Doel Anak Betawi (1972). Sejak saat itu, ia terus aktif membintangi film-film populer, seperti Rio Anakku, Gita Cinta dari SMA, dan Taksi.
Perannya sebagai Giyon dalam Taksi (1990) membawanya meraih penghargaan bergengsi sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik di Festival Film Indonesia. Namun, puncak popularitasnya datang ketika ia memerankan Si Doel dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan, yang ia produseri sendiri. Karakter Si Doel yang cerdas, sederhana, dan penuh perjuangan menjadikannya ikon budaya populer Indonesia.
Beralih ke Dunia Politik
Seiring berjalannya waktu, Rano Karno tidak hanya puas berkarya di dunia hiburan. Ia mulai merambah dunia politik, memulai kariernya sebagai Wakil Bupati Tangerang pada periode 2008-2011. Langkah politiknya berlanjut ketika ia terpilih sebagai Wakil Gubernur Banten mendampingi Ratu Atut Chosiyah untuk periode 2012-2017.
Ketika Ratu Atut dinonaktifkan akibat kasus hukum, Rano diangkat menjadi Pelaksana Tugas Gubernur Banten pada 13 Mei 2014. Setahun kemudian, ia resmi dilantik sebagai Gubernur Banten hingga masa jabatannya berakhir pada 11 Januari 2017.
Pada Pemilu 2019, ia melangkah ke panggung legislatif dan terpilih sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Banten III melalui PDI Perjuangan. Ia bertugas di Komisi X yang membidangi pendidikan, kepemudaan, olahraga, perpustakaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
Kehidupan Pribadi dan Silsilah Keluarga
Rano Karno menikah dengan Dewi Indriati pada tahun 1988 dan memiliki dua anak angkat. Meskipun selama ini lebih dikenal sebagai figur publik dari Jakarta dan Banten, Rano memiliki garis keturunan Minangkabau dari ayahnya, Soekarno M. Noer, yang berasal dari Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat. Pada tahun 2016, ia sempat melakukan perjalanan ke kampung halaman ayahnya untuk menelusuri jejak keluarganya.
Langkah Politik Terbaru
Pada Pemilu 2024, Rano Karno memilih mundur dari jabatannya sebagai anggota DPR RI meskipun kembali terpilih. Keputusannya ini diambil untuk maju sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2024. Berpasangan dengan Pramono Anung dan diusung oleh PDI Perjuangan serta Hanura, mereka berhasil memenangkan rekapitulasi suara tingkat kota, mengungguli pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto. Dengan hasil ini, Rano Karno dijadwalkan akan dilantik sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Maret 2025.
Dari layar kaca hingga panggung politik, Rano Karno terus menjadi sosok yang diperhitungkan. Kiprahnya menunjukkan bahwa seorang seniman juga bisa berperan dalam membangun negeri, menghubungkan dunia hiburan dengan pelayanan publik demi kemajuan masyarakat.
(*)
