Sosok Riva Siahaan, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga
Riva Siahaan adalah seorang profesional Indonesia yang dikenal sebagai Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di sektor perdagangan minyak bumi. Ia menjabat posisi tersebut sejak 16 Juni 2023, menggantikan Alfian Nasution.
Pendidikan dan Karier Awal
Riva menyelesaikan pendidikan Sarjana Manajemen Ekonomi di Universitas Trisakti pada tahun 1999. Ia kemudian melanjutkan studi dan meraih gelar Magister Administrasi Bisnis dari Oklahoma City University, Amerika Serikat, pada tahun 2003. Perjalanan kariernya di PT Pertamina dimulai pada September 2008 sebagai Key Account Officer. Sejak itu, ia menduduki berbagai posisi strategis di lingkungan Pertamina, termasuk Vice President Crude and Gas Operation di PT Pertamina International Shipping (PIS) dan Commercial Director di perusahaan yang sama. Pada Oktober 2021, ia bergabung dengan Pertamina Patra Niaga sebagai Corporate Marketing and Trading Director sebelum akhirnya dipercaya menjadi Direktur Utama.
Kasus Hukum
Pada 25 Februari 2025, Kejaksaan Agung menetapkan Riva Siahaan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang di Pertamina. Kasus ini diduga menyebabkan kerugian negara sebesar Rp193,7 triliun.
Harta Kekayaan
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disampaikan pada 31 Maret 2024, total harta kekayaan Riva Siahaan tercatat sebesar Rp18,99 miliar. Kekayaannya terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp7,75 miliar, alat transportasi dan mesin senilai Rp2,9 miliar, harta bergerak lainnya sebesar Rp808 juta, surat berharga senilai Rp1,5 miliar, kas dan setara kas sebesar Rp8,68 miliar, serta harta lainnya senilai Rp21,64 miliar, dengan total utang sebesar Rp2,65 miliar.
Koleksi Kendaraan
Koleksi kendaraan Riva mencakup beberapa kendaraan mewah, di antaranya motor Honda Revo tahun 2011, motor Piaggio MP3 tahun 2014, mobil Toyota Vellfire tahun 2018, motor Harley Davidson Ultra Classic tahun 2005, dan mobil Lexus RX350 tahun 2023.
Reaksi Publik
Kasus dugaan korupsi yang menjerat Riva Siahaan langsung memicu reaksi keras dari masyarakat. Besarnya potensi kerugian negara membuat publik mempertanyakan bagaimana skema ini bisa terjadi dalam pengelolaan salah satu BUMN paling strategis di Indonesia.
Di media sosial, banyak yang menyuarakan kekecewaan dan kemarahan, mempertanyakan apakah kasus ini hanya puncak gunung es dari masalah yang lebih besar di sektor migas. Beberapa analis menilai bahwa “skala dugaan korupsi ini menunjukkan ada kelemahan serius dalam sistem pengawasan dan transparansi di Pertamina.”
Sejumlah pihak menyoroti bagaimana rakyat terus dibebani dengan kenaikan harga BBM dan gas, sementara di sisi lain ada dugaan penyimpangan yang merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah. "Kasus ini ironis, karena di saat masyarakat kesulitan membeli energi dengan harga terjangkau, ada dugaan bahwa uang negara justru mengalir ke kantong segelintir orang," kata seorang pengamat ekonomi.
Tuntutan agar aparat penegak hukum bertindak tegas semakin menguat, dengan harapan bahwa kasus ini bisa menjadi momentum untuk membersihkan sektor migas dari praktik korupsi yang merugikan negara dan masyarakat. Namun, sebagian publik tetap skeptis, mengingat sejarah panjang kasus korupsi besar yang sering berakhir tanpa hukuman yang setimpal. "Apakah kasus ini benar-benar akan dibongkar sampai ke akar, atau hanya akan berhenti di satu-dua nama?" menjadi pertanyaan yang banyak beredar.
Kini, semua mata tertuju pada Kejaksaan Agung dan aparat hukum lainnya. Publik menunggu apakah proses hukum akan berjalan transparan dan adil, atau justru berakhir seperti kasus-kasus sebelumnya—banyak janji di awal, tetapi minim kejelasan di ujungnya.
(*)