Press ESC to close

Beli Emas Biar Kaya? Salah Kaprah! Ini Fungsi Sebenarnya

Surabaya, Jawa Timur - Banyak orang membeli emas dengan harapan menjadi kaya. Mereka percaya bahwa emas adalah jalan pintas menuju kekayaan. Namun, ada pandangan yang lebih realistis: “Orang bodoh beli emas buat kaya. Orang pinter beli emas biar gak miskin.” Kutipan ini membuka perspektif baru mengenai peran emas dalam strategi keuangan.

Kesalahpahaman umum muncul dari asumsi bahwa harga emas selalu naik dan memberi keuntungan besar. Padahal, seperti yang dijelaskan dalam edukasi mendasar dalam gambar, “Bukan emas yang naik, tapi rupiah lo yang makin gak ada harganya.” Contohnya cukup mencengangkan: pada tahun 1990, harga 1 gram emas hanya sekitar Rp23 ribu. Di tahun 2024, harga tersebut melonjak menjadi Rp1,2 juta. Namun, lonjakan ini bukan karena emas yang “ajaib”, melainkan karena nilai rupiah yang terus menurun.

Emas sejatinya bukan alat untuk mencari cuan besar, melainkan proteksi terhadap inflasi. Analogi yang digunakan sangat relevan: “Emas itu helm, bukan motor balap. Fungsinya bukan buat ngebut, tapi buat selamat dari kecelakaan ekonomi bernama inflasi.” Dengan kata lain, jika tujuan Anda adalah meraih keuntungan cepat dan besar, emas bukanlah tempat yang tepat. “Kalau lo nyari untung gede, cari di tempat lain,” tulisnya tegas.

Dalam membangun kekayaan, strategi yang diperlukan berbeda. Yang bikin kaya adalah kombinasi dari bisnis, keterampilan (skill), dan aset aktif. Sementara itu, yang bikin aman adalah emas, akal sehat, dan disiplin finansial. Ini adalah pembagian yang jelas antara alat membangun kekayaan dan alat mempertahankan nilai kekayaan.

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah membeli emas saat kondisi ekonomi sudah krisis atau inflasi telah terjadi. “Beli emas sebelum inflasi, bukan pas panik,” tulis gambar tersebut. Saat inflasi sudah melanda, harga emas ikut naik, dan saat itu kita hanya akan “numpang mahal.” Maka, strategi yang bijak adalah membeli emas sebagai proteksi sebelum badai inflasi datang.

Penutup dalam konten ini juga cukup menohok: “Stop halu mikir emas buat jadi tajir. Emas itu buat mempertahankan nilai uang lo yang digerogoti inflasi.” Pesan ini menggugah kesadaran agar masyarakat tidak terus-menerus tertipu ilusi keuangan yang menjanjikan kekayaan instan.

Dalam era informasi yang dipenuhi narasi bombastis tentang cara cepat jadi kaya, konten ini hadir sebagai angin segar yang membumi. Bagi mereka yang lelah dengan konten keuangan penuh delusi, baris terakhir mengundang dengan nada ringan namun tegas: “Follow kalo lo capek sama konten keuangan yang isinya delusi.”

*

Graha Nusantara

Graha Nusantara adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *