Tangerang Selatan, Banten - Marc Márquez kini berada di titik balik kariernya. Setelah bertahun-tahun menjadi ikon Honda, pembalap Spanyol itu resmi bergabung dengan tim pabrikan Ducati Lenovo hingga 2026. Keputusan ini diumumkan pada 5 Juni 2024, menandai awal era baru bagi sang delapan kali juara dunia yang telah lama berjuang mengatasi cedera dan tantangan kompetitif.
Di Ducati, Márquez akan bertandem dengan Francesco "Pecco" Bagnaia, juara dunia dua musim terakhir. Ia menggantikan Enea Bastianini, yang harus mencari tempat di tim lain. Langkah ini bukan sekadar perubahan tim, tetapi sebuah pernyataan bahwa Márquez belum selesai di MotoGP. “Estoy en la mejor moto y en el mejor equipo, está en mis manos,” ujarnya dengan optimisme.
“Saya berada di motor terbaik dan tim terbaik, sekarang semuanya ada di tangan saya.”
Keputusan Ducati merekrut Márquez bukan tanpa pro dan kontra. Michele Pirro, pembalap uji Ducati, menyatakan bahwa ada pihak yang menganggap langkah ini sebagai kesalahan. Namun, bagi Ducati, pengalaman dan mentalitas juara Márquez adalah aset berharga. Manajer tim, Davide Tardozzi, menegaskan bahwa tim tidak memiliki pembalap utama sejak awal musim. “Bagnaia dan Márquez akan diperlakukan sama hingga trek yang menentukan hierarki,” katanya.
Harapan tinggi pun menyertai Márquez saat ia memulai uji coba pramusim di Sirkuit Internasional Chang, Thailand. Performanya menunjukkan bahwa ia masih memiliki kecepatan dan ketajaman, menghidupkan kembali perdebatan: bisakah Márquez merebut kembali takhta MotoGP? Dengan lawan tangguh seperti Bagnaia, Fabio Quartararo, dan Jorge Martín, persaingan musim 2025 dipastikan akan berlangsung sengit.
Kini, segalanya bergantung pada Márquez. Ia telah memiliki motor terbaik dan dukungan penuh dari tim pabrikan. Apakah ini awal dari kebangkitannya menuju gelar kesembilan? Atau justru tantangan baru yang lebih berat? MotoGP 2025 akan menjadi panggung jawaban dari teka-teki ini.
(*)