Press ESC to close

Zelensky Setuju Serahkan Mineral Langka ke AS, Keputusan Strategis atau Blunder Besar?

Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyetujui kesepakatan kontroversial dengan Amerika Serikat terkait penyerahan mineral tanah jarang senilai USD500 miliar. 

Langkah ini memicu kritik tajam, termasuk dari Presiden Kolombia Gustavo Petro, yang menilai keputusan tersebut sebagai tindakan tidak bijaksana. 

Perjanjian ini, yang pertama kali diajukan oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent, memberikan Washington hak atas cadangan mineral strategis Ukraina sebagai kompensasi atas bantuan militer dan ekonomi yang telah diberikan selama konflik dengan Rusia.

Mineral tanah jarang merupakan komoditas penting dalam industri teknologi tinggi, termasuk produksi kendaraan listrik, perangkat komunikasi, dan sistem pertahanan canggih. 

Ukraina diketahui memiliki cadangan signifikan dari mineral ini, seperti neodymium, praseodymium, dan lithium, yang sangat dibutuhkan oleh industri global. 

Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan persaingan sumber daya alam, AS berusaha mengamankan akses ke pasokan ini demi kepentingan strategisnya.

Sebelumnya, Zelensky sempat menolak kesepakatan ini dengan alasan kurangnya jaminan keamanan dari AS. 

Namun, laporan media Barat pada Selasa (26/2/2025) menyebut bahwa Kyiv akhirnya menyetujui perjanjian tersebut, dan Zelensky dijadwalkan mengunjungi Washington untuk menandatangani dokumen resmi dalam waktu dekat.

Kesepakatan ini mendapat reaksi keras dari Petro, yang secara terbuka mengkritik Zelensky. 

"Mereka berperang dengan saudara-saudara Slavia mereka dan akhirnya menyerahkan Ukraina kepada Amerika," tulis Petro di platform X. 

Ia juga menambahkan, “Kebodohan Zelensky, dan saya katakan ini dengan jelas, karena membiarkan dirinya dimanipulasi oleh orang Eropa Barat, yang tidak tahu ke mana mereka akan pergi, apakah ke arah Hitler, atau ke arah yang tidak ada.”

Selain Petro, sejumlah analis menilai bahwa kesepakatan ini bisa menjadi bumerang bagi Ukraina, mengingat sumber daya mineral adalah aset strategis yang seharusnya digunakan untuk kepentingan nasional jangka panjang. 

Sementara itu, pasukan Ukraina dilaporkan meminta imbalan berupa jet tempur siluman F-35 sebagai kompensasi atas penyerahan mineral tersebut, namun belum ada kejelasan apakah AS akan menyetujui permintaan ini.

Langkah Ukraina ini juga menarik perhatian Rusia. Presiden Vladimir Putin mengklaim bahwa Moskow siap bekerja sama dengan AS untuk menambang mineral tanah jarang di wilayah Ukraina yang saat ini berada di bawah kendali Rusia, seperti Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia. 

Ia juga menegaskan bahwa Rusia memiliki cadangan mineral tanah jarang yang lebih besar dibandingkan Ukraina, membuka peluang negosiasi baru di tengah persaingan global atas sumber daya strategis ini.

Di sisi lain, mantan Presiden AS Donald Trump pernah menegaskan bahwa Ukraina memiliki "tanah yang sangat berharga dalam hal tanah langka dan dalam hal minyak dan gas." 

Ia bahkan secara terbuka menyatakan bahwa dirinya telah meminta tanah jarang senilai USD500 miliar sebagai imbalan atas bantuan AS kepada Kyiv.

Kesepakatan ini memunculkan pertanyaan besar mengenai masa depan Ukraina dan kebijakan strategis Zelensky. 

Apakah keputusan ini akan membawa manfaat nyata bagi negaranya, atau justru semakin membuat Kyiv bergantung pada Barat tanpa jaminan perlindungan yang jelas?

Dengan perjanjian ini, Ukraina memang mendapatkan akses lebih besar ke dukungan ekonomi dan militer dari AS. 

Namun, dengan menyerahkan salah satu aset paling berharga yang dimilikinya, negara tersebut juga berisiko kehilangan kemandirian dalam mengelola sumber daya alamnya. 

Bagaimana kelanjutan dari kesepakatan ini akan sangat bergantung pada langkah-langkah selanjutnya yang diambil oleh Washington, Kyiv, serta dinamika geopolitik global di masa mendatang.

(*)

Graha Nusantara

Graha Nusantara adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *