Google News Grahanusantara.ID
Sayangi Anak dengan KIA: Pelayanan Kependudukan Anak di Tangerang Selatan
KIA mempermudah akses layanan publik anak. Kota Tangerang Selatan hadirkan sistem pelayanan terintegrasi di mal dan ADM untuk pembuatan KIA.
Bekasi - Sebuah video yang memperlihatkan istri Wali Kota Bekasi, Wiwiek Hargono, mengungsi ke sebuah hotel saat banjir melanda viral di media sosial.
Dalam rekaman yang beredar, Wiwiek tampak turun dari sebuah mobil di lobi hotel, sementara perekam video menyebutkan bahwa rumahnya terdampak banjir.
Kejadian ini memicu perbincangan hangat di kalangan warganet, yang mempertanyakan keputusan istri pejabat daerah tersebut.
Menanggapi polemik yang berkembang, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto memberikan klarifikasi.
Ia menjelaskan bahwa keputusan mengungsikan keluarganya ke hotel bukan untuk bermewah-mewahan, melainkan demi kelancaran tugasnya sebagai kepala daerah dalam menangani banjir.
“Kalau saya tetap bertahan di rumah, saya tidak bisa keluar untuk memantau kondisi warga yang terdampak banjir di seluruh wilayah Kota Bekasi,” ujar Tri Adhianto.
Ia juga menambahkan bahwa perumahan tempat tinggalnya di Kemang Pratama diperkirakan akan tergenang, sehingga evakuasi menjadi langkah yang dianggap tepat.
Namun, tindakan ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Menurut Dedi, pejabat dan keluarganya seharusnya berada di tengah masyarakat saat terjadi bencana, bukan justru mencari kenyamanan sendiri.
“Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, seharusnya istri Wali Kota Bekasi berada di lapangan untuk membantu korban, bukan malah mengungsi ke hotel,” ujar Dedi Mulyadi.
Kendati demikian, Tri Adhianto menegaskan bahwa Wiwiek tetap aktif dalam membantu warga terdampak.
Ia menyebutkan bahwa sejak pukul 04.00 WIB, istrinya telah membantu menyiapkan makanan bagi korban banjir.
“Kami tidak lama di hotel, sekitar pukul 06.00 WIB sudah kembali ke lapangan,” ujar Tri.
Kasus ini menyoroti ekspektasi masyarakat terhadap pejabat publik dalam situasi krisis. Meski memiliki alasan tersendiri, keputusan untuk mengungsi ke hotel tetap menimbulkan perdebatan tentang kepemimpinan, empati, dan tanggung jawab pejabat dalam menghadapi bencana.
Di tengah kritik dan klarifikasi yang terus bergulir, masyarakat menantikan langkah konkret yang dapat membuktikan komitmen pemerintah daerah dalam menangani banjir secara menyeluruh.
***
