Press ESC to close

Profil Lengkap Meutya Hafid: Jurnalis, Politisi, dan Menteri Komdigi

Sosok Menteri Komdigi Meutya Hafid

Meutya Viada Hafid lahir pada 3 Mei 1978 di Bandung, Jawa Barat, dalam keluarga dengan akar kuat di dunia akademik dan sosial. Sejak kecil, ia telah menunjukkan minat besar dalam membaca dan menulis, yang kemudian berkembang menjadi ketertarikannya terhadap dunia jurnalistik dan komunikasi. Sejak muda, ia telah menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap dunia jurnalistik dan komunikasi. Latar belakang pendidikan serta pengalaman profesionalnya membawanya menjadi sosok yang berpengaruh dalam dunia politik dan media di Indonesia.

Karier Jurnalistik

Sebelum meniti karier di dunia politik, Meutya lebih dahulu dikenal sebagai jurnalis handal. Ia berkarier di Metro TV dan menjadi pembawa acara di beberapa program televisi. Kemampuannya dalam meliput berita dengan mendalam menjadikannya salah satu jurnalis yang disegani. Namun, salah satu momen paling menegangkan dalam hidupnya terjadi pada 18 Februari 2005, yang kemudian membentuk pandangannya tentang keberanian, diplomasi, dan pentingnya perlindungan bagi jurnalis di medan konflik. Saat itu, ia dan kameramannya, Budiyanto, sedang bertugas meliput di Irak ketika mereka diculik oleh sekelompok bersenjata. Kontak terakhir dengan Metro TV terjadi pada 15 Februari 2005, sebelum akhirnya mereka dibebaskan pada 21 Februari 2005. Pengalaman ini ia tuangkan dalam buku "168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak," yang menjadi salah satu karya penting dalam dunia jurnalistik Indonesia.

Pada 2007, Meutya menerima penghargaan Elizabeth O'Neill Journalism Award dari pemerintah Australia. Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas dedikasi dan kontribusinya dalam dunia jurnalistik.

Karier Politik

Langkah Meutya dalam dunia politik dimulai sejak 2010 ketika ia menggantikan Burhanuddin Napitupulu sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Sebagai kader Partai Golongan Karya (Golkar), Meutya mewakili daerah pemilihan Sumatera Utara I. Dalam perjalanannya di DPR-RI, ia dipercaya menjabat sebagai Ketua Komisi I sejak 2019, yang membidangi pertahanan, luar negeri, komunikasi, dan informatika. Kepemimpinannya di Komisi I membuktikan kepiawaiannya dalam menangani berbagai isu strategis nasional, terutama di bidang komunikasi dan digitalisasi.

Kepercayaan terhadap dirinya terus meningkat, hingga akhirnya pada 21 Oktober 2024, Meutya dilantik sebagai Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Dalam perannya sebagai menteri, ia mengemban tugas penting dalam memperkuat infrastruktur komunikasi serta mendorong transformasi digital di Indonesia. Fokus utamanya adalah meningkatkan literasi digital masyarakat, mempercepat pemerataan akses internet di daerah terpencil, serta mengembangkan kebijakan perlindungan data yang lebih ketat untuk menghadapi tantangan era digital. di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Dalam perannya sebagai menteri, ia mengemban tugas penting dalam memperkuat infrastruktur komunikasi serta mendorong transformasi digital di Indonesia.

Pendidikan dan Organisasi

Meutya memiliki latar belakang pendidikan yang solid. Ia mengenyam pendidikan di SD Negeri Menteng 02 (1984–1990), SMP Negeri 1 Jakarta (1990–1993), dan Crescent Girls' School di Singapura (1994–1997). Kemudian, ia melanjutkan studinya ke luar negeri dan meraih gelar Sarjana Teknik dari Universitas New South Wales, Australia (1997–2001). Tak berhenti di situ, ia kemudian menempuh pendidikan Magister Ilmu Politik di Universitas Indonesia (2015–2018), memperkuat wawasan politiknya untuk mendukung kariernya di pemerintahan.

Selain itu, Meutya juga aktif dalam berbagai organisasi. Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Politik, Hukum, Keamanan, dan Media Publikasi dan Opini di DPP Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) sejak 2020. Selain itu, ia juga menjadi Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini di DPP Partai Golkar serta Wakil Ketua Dewan Pakar di Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) sejak 2019. Dalam perhelatan politik nasional, ia turut serta sebagai Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN), memperlihatkan peran strategisnya dalam komunikasi politik.

Kehidupan Pribadi

Dalam kehidupan pribadinya, Meutya menikah dengan Noer Fajrieansyah. Meski memiliki kesibukan yang padat, ia tetap menjaga keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadinya. Berasal dari keluarga dengan akar yang kuat di Soppeng, Sulawesi Selatan, ia membawa nilai-nilai kekeluargaan dan semangat perjuangan dalam setiap langkahnya, baik di dunia jurnalistik maupun politik.

Dengan pengalaman panjangnya di berbagai bidang, Meutya Viada Hafid terus membuktikan bahwa dedikasi, kerja keras, dan keberanian dapat membawa seseorang menuju puncak karier dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan bangsa.

(*)

Graha Nusantara

Graha Nusantara adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.