Press ESC to close

10 Negara dengan Utang Terbesar ke IMF 2025, Indonesia Masuk dalam Daftar?

Jakarta - Di tengah gejolak ekonomi global, Dana Moneter Internasional (IMF) kembali menjadi tumpuan berbagai negara dalam menjaga stabilitas ekonomi. Tahun 2025 mencatatkan daftar negara-negara dengan utang terbesar kepada IMF, mencerminkan kondisi fiskal yang penuh tantangan di berbagai belahan dunia. Menariknya, Indonesia tidak masuk dalam daftar tersebut dan justru menjadi mitra aktif lembaga tersebut.

Argentina menempati peringkat pertama dengan jumlah utang mencapai SDR 31,1 miliar atau setara dengan USD 40,67 miliar (sekitar Rp 664 triliun). Negara ini tercatat sebagai peminjam terbesar IMF sepanjang sejarah, sebagaimana disebutkan dalam laporan, Argentina telah menerima bantuan dari IMF lebih dari 20 kali dalam enam dekade terakhir, menjadikannya negara dengan utang terbesar kepada IMF.

Di posisi kedua, Ukraina tercatat memiliki utang sebesar SDR 11,17 miliar (sekitar USD 14,61 miliar atau Rp 238 triliun). Angka ini mencerminkan dampak besar dari konflik berkepanjangan dengan Rusia. Utang ini meningkat seiring dengan konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia.

Mesir menyusul di posisi ketiga dengan utang sebesar SDR 10,34 miliar (USD 13,92 miliar atau Rp 216 triliun). Negara di Afrika Utara ini juga mendapat sorotan karena latar belakang demografisnya. Mesir menjadi negara mayoritas Muslim dengan utang terbesar kepada IMF.

Sementara itu, Pakistan berada di peringkat keempat dengan utang SDR 6,15 miliar (USD 8,28 miliar atau Rp 135 triliun). Negara ini tengah menghadapi tekanan ekonomi yang besar, terutama inflasi dan defisit. Pakistan menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan, termasuk inflasi tinggi dan defisit fiskal.

Ekuador menempati urutan kelima dengan utang sebesar SDR 6,42 miliar (USD 8,64 miliar atau Rp 134 triliun). IMF memberikan bantuan untuk menopang reformasi struktural. Ekuador telah menerima bantuan IMF untuk mendukung reformasi ekonomi dan stabilitas fiskal.

Angola, Kenya, Kolombia, Ghana, dan Pantai Gading melengkapi daftar 10 besar negara peminjam. Masing-masing dari mereka memanfaatkan fasilitas IMF dalam upaya menstabilkan ekonomi domestik yang sedang tertekan.

Angola memiliki utang SDR 2,99 miliar, disusul Kenya dengan SDR 2,57 miliar, Kolombia SDR 2,34 miliar, Ghana SDR 2,04 miliar, dan Pantai Gading SDR 1,8 miliar. Di antara mereka, Kenya dan Ghana menjadi sorotan karena upaya reformasi dan penguatan cadangan fiskal yang terus diupayakan oleh pemerintah masing-masing. Kenya menerima bantuan IMF untuk mendukung program reformasi ekonomi dan pengurangan defisit anggaran, sementara Ghana menghadapi tantangan fiskal dan neraca pembayaran yang mendorongnya untuk mencari bantuan dari IMF.

Di tengah deretan negara dengan utang besar, Indonesia justru menunjukkan posisi yang berbeda. Tidak hanya tidak masuk dalam daftar, Indonesia bahkan disebut tidak memiliki utang aktif kepada IMF. Hal ini menunjukkan stabilitas ekonomi yang relatif kuat serta kebijakan fiskal yang lebih berhati-hati. Sebaliknya, Indonesia telah menjadi kontributor bersih dan mitra penting dalam berbagai program IMF.

Dalam konteks global, data ini menunjukkan bahwa meski IMF tetap menjadi solusi darurat bagi banyak negara, penting bagi setiap pemerintah untuk menjaga keseimbangan fiskal dan memperkuat ketahanan ekonomi, agar tidak terlalu bergantung pada pembiayaan eksternal.

(*)

Graha Nusantara

Graha Nusantara adalah media siber yang menyajikan berita terkini, independen, dan akurat, mencakup politik, ekonomi, hukum, serta isu nasional dan daerah.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *