Surabaya, Jawa Timur - Pertanyaan klasik mengenai kecerdasan anak — apakah lebih dominan diturunkan dari ayah atau ibu — akhirnya mendapat jawaban ilmiah dari para ahli genetika. Dalam masyarakat, banyak mitos berkembang seputar peran genetik dalam kecerdasan. Namun, sains memberikan penjelasan yang lebih mendalam dan mengejutkan.
Ahli genetika mengungkap bahwa meskipun gen dari ayah dan ibu sama-sama berkontribusi terhadap karakteristik anak, gen kecerdasan lebih banyak diwarisi dari ibu. Hal ini dikaitkan dengan fakta bahwa gen kecerdasan berada pada kromosom X.
“Gen kecerdasan lebih mungkin diwarisi dari ibu,” jelas para peneliti seperti dikutip dalam laporan terbaru. Laki-laki hanya memiliki satu kromosom X yang diperoleh dari ibu dan satu kromosom Y dari ayah. Sementara perempuan memiliki dua kromosom X, satu dari masing-masing orang tua. Dengan demikian, anak laki-laki menerima gen kecerdasan hanya dari ibunya, sedangkan anak perempuan mendapat dari keduanya, meski pengaruh gen ibu tetap dominan.
Namun, tidak berhenti di situ. Ilmu pengetahuan juga menekankan bahwa kecerdasan anak tidak hanya bergantung pada faktor genetik. Peran lingkungan dan stimulasi sangat besar dalam membentuk kemampuan kognitif seseorang. Pola asuh, asupan nutrisi, serta aktivitas yang merangsang otak sejak dini juga menjadi kunci tumbuh kembang kecerdasan anak.
Makanan bergizi seperti yang mengandung DHA, omega-3, serta rutinitas membaca, bermain musik, atau berdiskusi, adalah stimulasi yang terbukti bermanfaat. Artinya, meskipun potensi dasar mungkin diturunkan melalui garis ibu, pengasuhan bersama kedua orang tua tetap menjadi faktor utama dalam memaksimalkan kecerdasan anak.
Dalam era modern yang semakin kompetitif, memahami bagaimana faktor genetika dan lingkungan bekerja sama menjadi penting bagi orang tua. Tidak sekadar soal siapa yang lebih pintar—ayah atau ibu—tetapi bagaimana keduanya bisa bersinergi menciptakan generasi cerdas dan berdaya saing tinggi.
(*)