Jakarta - Judi online telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan di Indonesia. Dampaknya bukan sekadar hiburan semata, tetapi telah menyeret jutaan orang ke dalam jurang kemiskinan.
Menurut Muhaimin Iskandar, saat menjabat Wakil Ketua DPR RI kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Indonesia, mengatakan bahwan "sekitar 8,8 juta orang terlibat dalam judi online," yang berpotensi menciptakan kemiskinan baru di Indonesia.
Dikutip dari CNN Indonesia (10/24) berdasarkan laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan bahwa 2,19 juta warga miskin terjerat judi online, dengan taruhan di bawah Rp100 ribu. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah menjadi sasaran empuk industri perjudian daring.
Judi Online dan Siklus Kemiskinan
Banyak individu yang terjebak dalam judi online berawal dari keinginan cepat kaya. Namun, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya: mereka kehilangan penghasilan, berutang, dan semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup.
Kota Tasikmalaya adalah contoh nyata bagaimana judi online berdampak pada tingkat kemiskinan (BPS Tasikmalaya, 2024), yang mencapai 11,10%—lebih tinggi dari rata-rata Jawa Barat (7,46%) dan nasional (9,03%).
Tidak hanya itu, dampak finansial juga menyentuh sektor yang lebih luas. Kementerian Agama RI mencatat bahwa pada tahun 2019, sekitar 10% dari pendapatan nasional digunakan untuk judi online.
Angka ini meningkat menjadi 15% pada tahun 2020, menyebabkan produktivitas menurun dan ketahanan ekonomi keluarga terganggu.
Siapa yang Diuntungkan?
Sementara masyarakat kehilangan uang mereka, operator judi online meraup keuntungan besar. Keberadaan platform ilegal dan lemahnya pengawasan menyebabkan perputaran uang dalam judi online semakin sulit dikendalikan. Para bandar memanfaatkan algoritma yang dirancang untuk memastikan bahwa pemain terus kalah dalam jangka panjang.
Regulasi memang sudah ada, tetapi penegakannya masih lemah. Pemerintah telah memblokir ribuan situs judi online, namun masih banyak yang bermunculan dengan domain baru.
Hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil masih belum cukup efektif dalam menghentikan arus besar perjudian daring.
Jalan Keluar dari Jeratan Judi Online
Mengatasi masalah judi online bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat. Edukasi menjadi kunci utama agar masyarakat memahami bahaya judi online dan tidak mudah tergiur dengan iming-iming kemenangan sesaat.
Selain itu, penegakan hukum harus diperketat dengan hukuman yang lebih tegas bagi operator judi dan pihak yang memfasilitasinya.
Kesadaran individu juga sangat penting. Mengelola keuangan dengan bijak, tidak tergoda dengan peluang cepat kaya, serta mencari hiburan yang lebih sehat dapat membantu masyarakat terhindar dari jeratan judi online.
Judi online bukan hanya sekadar permainan, melainkan fenomena sosial yang berkontribusi terhadap meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia.
Dengan miliaran rupiah mengalir ke platform perjudian setiap tahun, masyarakat miskin menjadi korban utama yang semakin terjerumus dalam keterpurukan ekonomi. Tanpa tindakan nyata, ancaman ini akan terus menghantui masa depan bangsa.
Apakah kita akan membiarkan judi online terus merampas kesejahteraan masyarakat, ataukah kita siap mengambil langkah untuk melawannya?
(*)