Listyo Sigit Prabowo, Sosok Kapolri Visioner dengan Reformasi Presisi
Listyo Sigit Prabowo lahir pada 5 Mei 1969 di Ambon, Maluku. Ia merupakan putra dari Mayor Adm (Purn.) Sutrisno dan Hendrina Hitijahubessy. Meskipun lahir di Ambon, perjalanan hidup dan kariernya banyak dihabiskan di berbagai daerah di Indonesia. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Listyo melanjutkan studinya di Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus pada tahun 1991.
Karier Awal di Kepolisian
Setelah menyelesaikan pendidikan kepolisian, Listyo memulai kariernya dengan berbagai penugasan di wilayah Jawa Tengah. Ia pernah menjabat sebagai Kapolres Pati, Wakapolrestabes Semarang, dan Kapolresta Solo. Kepemimpinannya di Solo menjadi salah satu titik balik penting dalam kariernya, karena di sinilah ia mulai dikenal luas. Pada tahun 2012, ia dipindahkan ke Jakarta dan dipercaya sebagai Kasubdit II Dittipidum Bareskrim Polri. Setahun kemudian, pada Mei 2013, ia mendapat tugas baru sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara.
Ajudan Presiden dan Lonjakan Karier
Kedekatan Listyo dengan Presiden Joko Widodo bermula saat ia menjadi Kapolresta Solo. Hal ini membawanya pada tugas baru yang lebih strategis: menjadi ajudan Presiden Jokowi. Peran ini memberinya pengalaman langsung dalam dinamika pemerintahan serta memperkuat reputasinya di lingkungan kepolisian dan politik nasional.
Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai ajudan, Listyo dipercaya menjabat sebagai Kapolda Banten. Selama kepemimpinannya di wilayah tersebut, ia menunjukkan ketegasan dalam menangani berbagai kasus kriminal dan konflik sosial. Tak lama kemudian, ia dipromosikan menjadi Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri sebelum akhirnya menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri.
Sebagai Kabareskrim, Listyo berhasil mengungkap beberapa kasus besar, termasuk penangkapan buronan Maria Pauline Lumowa dan Djoko Tjandra. Namun, kasus Djoko Tjandra juga menimbulkan kontroversi karena melibatkan sejumlah perwira aktif Polri yang akhirnya menjadi tersangka dalam skandal tersebut.
Kapolri ke-25: Transformasi dengan Visi Presisi
Pada 27 Januari 2021, Listyo Sigit Prabowo resmi dilantik sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta. Pelantikannya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 5/POLRI Tahun 2021 tentang Pengangkatan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dalam sumpah jabatannya, Listyo berkomitmen untuk menjawab harapan masyarakat terhadap institusi Polri dan membawa reformasi di berbagai bidang. Upacara pelantikannya dihadiri oleh pejabat tinggi negara, termasuk Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md., Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, serta Ketua DPR Puan Maharani.
Dalam kepemimpinannya, Listyo mengusung visi "Presisi" yang merupakan akronim dari prediktif, responsibilitas, transparansi, dan berkeadilan. Program ini melanjutkan reformasi yang telah dirintis oleh pendahulunya, Jenderal Tito Karnavian, melalui program "Promoter" (profesional, modern, dan terpercaya). Dengan visi ini, ia berkomitmen untuk membangun Polri yang lebih humanis, transparan dalam penegakan hukum, serta responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Penghargaan dan Prestasi
Sepanjang kariernya, Listyo telah menerima berbagai penghargaan atas dedikasi dan kontribusinya dalam menjaga keamanan nasional. Beberapa di antaranya adalah Bintang Bhayangkara Utama (2021) dan Bintang Kartika Eka Paksi Utama (2022). Penghargaan ini mencerminkan pengakuan terhadap kepemimpinannya dalam membangun institusi kepolisian yang lebih profesional dan modern.
Kehidupan Pribadi
Di luar tugasnya sebagai Kapolri, Listyo adalah sosok yang dikenal dekat dengan keluarga. Ia menikah dengan Juliati Sapta Dewi Magdalena dan dikaruniai tiga orang anak. Dengan latar belakang keluarga yang berdedikasi pada negara, ia terus berupaya membawa perubahan positif di institusi kepolisian dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap Polri.
Warisan dan Tantangan
Sebagai Kapolri, Listyo Sigit Prabowo menghadapi berbagai tantangan dalam menegakkan hukum di Indonesia. Dari penanganan kasus-kasus besar hingga reformasi internal Polri, ia terus berupaya menjaga keseimbangan antara ketegasan dan pendekatan humanis. Dengan visi "Presisi", ia ingin memastikan bahwa Polri tidak hanya menjadi lembaga penegak hukum, tetapi juga mitra masyarakat dalam menciptakan keamanan dan ketertiban.
Di bawah kepemimpinannya, Polri diharapkan mampu menjawab tantangan zaman dengan pendekatan yang lebih profesional, transparan, dan berkeadilan. Warisan kepemimpinannya akan menjadi bagian dari perjalanan panjang reformasi kepolisian di Indonesia.
(*)