Sosok Pendiri Ethereum (ETH), Vitalik Buterin
Vitalik Buterin (lahir 31 Januari 1994 di Kolomna, Rusia) adalah seorang programmer, penulis, dan visioner teknologi yang dikenal luas sebagai salah satu pendiri Ethereum, platform blockchain terdesentralisasi yang memungkinkan pengembangan kontrak pintar (smart contract) dan aplikasi terdesentralisasi (dApp). Sejak remaja, Buterin telah menunjukkan ketertarikan mendalam terhadap dunia kriptografi dan ekonomi digital, menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam perkembangan teknologi blockchain global.
Masa Kecil dan Pendidikan
Vitalik Dmitrievich Buterin dibesarkan di Rusia hingga usia enam tahun, sebelum keluarganya pindah ke Kanada untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Di negeri barunya, Buterin tumbuh sebagai anak yang tertarik pada matematika, pemrograman, dan ekonomi. Bakat akademisnya segera terlihat: ia dikenal sebagai siswa jenius yang mampu melakukan perhitungan rumit secara mental dengan kecepatan tinggi.
Minatnya terhadap kriptografi bermula pada usia 17 tahun, ketika ayahnya memperkenalkannya pada konsep Bitcoin. Ketertarikan itu berkembang menjadi ketekunan, membawanya untuk menulis artikel tentang kripto dan akhirnya menjadi salah satu pendiri Bitcoin Magazine, salah satu publikasi terkemuka di bidang cryptocurrency.
Buterin kemudian kuliah di University of Waterloo, di mana ia sempat menjadi asisten peneliti kriptografi di bawah bimbingan Profesor Ian Goldberg. Namun, ia memutuskan keluar setelah mendapatkan Beasiswa Thiel sebesar 100.000 dolar AS pada tahun 2014—sebuah penghargaan yang ditujukan untuk pemuda berprestasi yang ingin membangun sesuatu di luar jalur akademis konvensional.
Mendirikan Ethereum
Pada akhir 2013, Buterin menulis white paper yang mengusulkan sistem blockchain baru yang lebih fleksibel daripada Bitcoin. Visi utamanya adalah menciptakan platform yang tidak hanya memungkinkan transfer mata uang digital, tetapi juga mendukung eksekusi kontrak cerdas melalui bahasa pemrograman terintegrasi.
Proyek ini diberi nama Ethereum, dan diperkenalkan ke publik pada Januari 2014. Dalam kurun waktu singkat, proyek tersebut berhasil menggalang dana sebesar 15 juta dolar AS melalui penjualan token ETH dalam bentuk initial coin offering (ICO). Keberhasilan ini menjadi titik balik dalam dunia blockchain, mengantarkan Ethereum sebagai platform dominan kedua setelah Bitcoin.
Buterin menjelaskan bahwa Ethereum bertujuan untuk menjadi “komputer dunia”—suatu infrastruktur terdesentralisasi yang dapat mengeksekusi kode dan aplikasi tanpa bergantung pada pihak ketiga.
Pandangan dan Aktivisme
Vitalik Buterin dikenal sebagai pemikir radikal dan reflektif dalam dunia kripto. Ia menekankan pentingnya desentralisasi yang otentik dan berkelanjutan. Dalam sebuah wawancara dengan Time tahun 2022, ia menyatakan kekhawatirannya bahwa kripto telah melenceng dari nilai-nilai awalnya dan menjadi terlalu terfokus pada spekulasi: “Crypto itself has a lot of dystopian potential if implemented wrong.”
Sebaliknya, ia mendorong penggunaan teknologi blockchain untuk menyelesaikan persoalan sosial, termasuk tata kelola organisasi, pengelolaan identitas digital, dan distribusi bantuan kemanusiaan. Pemikirannya menjembatani ranah teknologi dan etika, menjadikannya bukan hanya seorang insinyur, tetapi juga seorang filsuf modern.
Filantropi dan Kontribusi Sosial
Di luar dunia teknologi, Buterin aktif dalam kegiatan filantropi. Ia tercatat menyumbangkan dana dalam jumlah besar untuk berbagai tujuan sosial dan kemanusiaan. Ia turut membantu pendanaan proyek vaksinasi COVID-19 di India dan menyumbang dalam bentuk kripto untuk mendukung korban perang di Ukraina.
Salah satu tindakan filantropisnya yang unik terjadi pada 2024, ketika ia mengadopsi seekor bayi kuda nil kerdil bernama Moo Deng di Thailand dengan donasi sebesar 10 juta baht. Aksi ini tidak hanya menyoroti kepeduliannya terhadap konservasi satwa liar, tetapi juga menjadi simbol bahwa teknologi dan kemanusiaan bisa berjalan beriringan.
Pengakuan Internasional
Buterin telah menerima berbagai penghargaan bergengsi. Selain menjadi penerima Thiel Fellowship pada 2014, ia masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 (2018), dan Time 100 Most Influential People (2021). Ia juga dianugerahi gelar doktor kehormatan oleh Universitas Basel atas kontribusinya terhadap ilmu komputer dan ekonomi digital.
Kehidupan Pribadi
Vitalik Buterin menjalani kehidupan yang jauh dari glamor dunia teknologi. Ia lebih memilih kesederhanaan, dan seringkali menghabiskan waktu dengan membaca, menulis di blog pribadinya (vitalik.ca), dan berdiskusi di forum-forum teknologi terbuka. Pendekatannya yang rendah hati dan terbuka terhadap kritik membuatnya dihormati tidak hanya sebagai pendiri teknologi, tetapi juga sebagai pemimpin moral dalam komunitas blockchain.
(*)